Cahya berteriak. Bu Putri melihat ke arah laptop, kemudian tersenyum bangga. Tidak sia-sia perjuangannya mendukung bakat Cahya. Ia segera membentangkan kedua tangannya lebar-lebar menyambut pelukan Cahya.
Berita kemenangan Cahya dalam lomba menulis cerpen langsung tersebar dengan cepat. Namanya jadi perbincangan di sekolah. Ayahnya yang mendengar berita tersebut langsung menjemput Cahya dari rumah Bu Putri. Saat itu juga ia menyadari keputusannya yang salah selama ini pada Cahya. Ia minta maaf di depan Bu Putri. Tak lupa ia juga minta maaf atas sikap kasarnya pada Bu Putri tempo hari. Sekarang ia mendukung penuh bakat dan kemampuan Cahya di dunia tulis-menulis.
Kategori :