"Sebagai generasi penerus, kita berkewajiban untuk tidak hanya menjaga, tetapi juga mengembangkan dan memperkenalkan kekayaan intelektual ini kepada dunia," ungkap Fahrizal.
Museum, kata Fahrizal, juga harus aktif mendukung program-program yang terkait dengan upaya mencerdaskan bangsa, memperkukuh wawasan nusantara, dan menguatkan jati diri segenap masyarakat Indonesia. ''Dengan mendukung program-program ini, museum dapat menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini serta menjadi sumber inspirasi bagi generasi masa depan," katanya.
Fahrizal menyatakan bahwa pameran ini dapat menjadi media pendidikan yang berharga bagi generasi muda. &&Melalui pameran ini, masyarakat dapat mengenal, memahami, dan mengapresiasi kekayaan budaya bangsa melalui aksara. Saya berharap akan ada kegiatan seperti ini lagi di masa mendatang. Sehingga upaya pelestarian kebudayaan Lampung dapat memperlihatkan bentuk yang nyata. Pameran ini adalah langkah awal. Kita harus terus bergerak maju untuk memastikan budaya kita tetap hidup dan berkembang," ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Sulpakar menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah agenda pameran tahunan yang dilakukan oleh seluruh museum se-Sumatera. ''Pameran ini dilakukan dengan konsep pameran bersama, di mana koleksi yang dipamerkan berasal dari museum-museum se-Sumatera," katanya.
Pada 2024, kata Sulpakar, UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung menjadi tuan rumah penyelenggara Pameran Regional Ee-Sumatera Koleksi Filologika sesuai dengan hasil rapat Museum Sumatera di Aceh pada 2023.
Pameran regional ini, kata Sulpakar, bekerja sama dengan 8 museum se-Sumatera. ''Di dalam pameran ditampilkan berbagai koleksi naskah kuno dengan berbagai media tulis aksara dan bahasa dari 8 daerah yang ada di Sumatera. Penyelenggaraan pameran regional bertujuan meningkatkan kerja sama dalam pelaksanaan tatanan pameran, meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai aksara, serta kekayaan warisan budaya Indonesia karena tidak banyak suku bangsa yang mempunyai aksara. Terakhir silaturahmi antar museum se-Sumatera yang memang setiap tahun dilaksanakan. (rls)