Pengamat Politik Heran Gerindra Garut Belum Umumkan Calon Bupati Garut

Selasa 13 Aug 2024 - 20:40 WIB
Reporter : Agung Budiarto
Editor : Agung Budiarto

GARUT – Pengamat politik Asep Lukman mengaku heran dengan sikap Partai Gerindra di Kabupaten Garut yang hingga saat ini belum mengumumkan calon bupati secara resmi kepada publik.

"Banyak papan iklan yang menampilkan bakal calon bupati, tetapi belum ada satu pun yang telah mendapatkan surat keputusan resmi dari partai," ujar Lukman pada Senin (12/8).

Lukman mendengar kabar bahwa Partai Gerindra kemungkinan hanya akan menjadi pendukung salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung oleh Golkar dan Nasdem.

Lukman menilai langkah politik semacam ini cukup memalukan, mengingat Partai Gerindra adalah partai yang diusung oleh presiden terpilih Prabowo Subianto, yang juga mendapatkan dukungan mayoritas dari masyarakat Garut pada Pilpres 2024.

BACA JUGA:MA Peduli, PTUN Bandarlampung Salurkan Bantuan ke Pantai Asuhan Maskanul Aitam

Prabowo bahkan selalu menang di Kabupaten Garut dalam tiga pemilihan presiden terakhir.

"Cukup ironis jika sekarang Gerindra hanya menjadi partai pendukung dalam pilkada," tegas pria yang akrab disapa Asluk tersebut.

Lukman merasa kecewa dengan kondisi ini, terutama karena pada tahun 2014 ia berperan penting dalam mempertemukan Rudy Gunawan sebagai calon bupati Garut dengan dr. Helmy Budiman sebagai wakilnya, meskipun saat itu Gerindra hanya memiliki satu kursi di DPRD Garut.

Usaha keras ini berhasil membawa Rudy Gunawan menjadi bupati selama dua periode berturut-turut.

Melihat kondisi Gerindra yang belum mengumumkan calonnya, Lukman mengaku semakin bingung, terutama karena partai tersebut kemungkinan hanya akan mendukung calon yang sudah diusung oleh koalisi Golkar-Nasdem, yang sejatinya sudah cukup kursi.

Lukman juga mengkritik langkah politik Gerindra Garut, menyebutnya sebagai sebuah kemunduran.
Ia mempertanyakan apakah hal ini disebabkan oleh "menopouse dini" partai, yang gagal melahirkan kader-kader baru setelah dua periode memegang kekuasaan di eksekutif, atau mungkin karena adanya intervensi politik dari luar yang membuat Gerindra kehilangan kedaulatan dan independensi politiknya. (dil/jpnn/abd)

Kategori :