BANDARLAMPUNG - Sejumlah pedangang rampai di pasar tradisional di Bandar Lampung merugi hingga mereka membanting harga.
Bahkan para pedagang mengaku sampai membuang rampai yang membusuk karena tidak laku.
Seperti yang terjadi di Pasar Waydadi, Sukarame/ Bandar Lampung, kondisi ini sangat dikeluhkan pedagangnkarena rampai dagangannya banyak yang membusuk akibat tidak laku dijual.
"Ya mas jadi dibuang karena nggak laku, harganya murah," kata Nita salah satu pedagang sayuran di Pasar Tempel Waydadi, Rabu 31 Juli 2024.
Selain stok berlimpah kata Nita penyebab tidak lakunya rampai disebabkan waktu panen yang bersamaan di sejumlah daerah.
Nita mengaku rampainya tidak laku dijual sejak tiga sampai empat hari. "Ya udah tiga hari nggak laku-laku dijual jadinya banyak yang busuk," ungkap Nita.
Agar tidak merugi dan membusuk terpaksa para pedagang membandrol harga rampai Rp 3.000 rupiah perkilogram (Kg) dari harga normal Rp5.000 per kg.
"Walaupun udah jual murah juga nggak banyak laku," sambungnya.
Meskipun harga rampai melimpah dan harga turun drastis, para pembeli terutama emak-emak tetap memilih tidak membeli dalam jumlah banyak karena rampai hanya digunakan untuk satu kali atau dua kali memasak.
"Kalau beli banyak-banyak takut busuk," kata Mursida salah satu pembeli di Pasar Tempel Waydadi.
Beberapa bulan lalu, harga rampai sempat mencapai harga Rp20.000 perkilogram. Harga itu tidak hanya di pasar tradisional Waydadi, namun serupa juga terjadi di beberapa pasar lainnya di kota Bandar Lampung.(*)