Aroma Kopi di Bawah Kaki Pesagi
ilustrasi -foto freepik-
Senyum itu, senyum yang mirip dengan seseorang yang selalu mengajarkanku arti dari
sebuah keikhlasan Dara adik sepupu ku yang sudah berpulang menemui sang kuasa dua tahun lalu, akibat kecelakaan yang dialaminya, ia sama sepertiku suka dengan kopi karena katanya kopi membuat tenang dan membangkitkan semangat. Dulu aku dan dia mempunyai impian untuk membuka usaha caffe bersama, tetapi impian itu harus hilang bersama dengan kepergian Dara
‘’Dara, apakabar mu di surga sana? Apa kau sudah menemukan jawaban mengapa kopi bisa membuat dirimu menyukainya?” pikirku lagi.
Malam ini aku kembali berpikir tentang perempuan tadi. Sampai bunyi anjing yang memecah kesunyian malam mengusik pikiranku. Dan kuputuskan untuk kembali tidur karena besok adalah hari terakhirku di sini.
‘’Kukkuruyukk…..’’ Suara ayam di pagi hari yang dingin ini membuatku terbangun.
Aku segera bersiap untuk melihat Festival Sekala Bekhak yang akan diadakan di lapangan merdeka Pasar Liwa, itu tidak terlalu jauhdari Tugu Ara. Acara dimulai dengan dibuka oleh Bupati Lampung barat, kemudian dilanjutkan dengan acara pawai budaya dengan menghadirkan para penari dan para pelaku adat. Rombongan para pemusik gambus ditambah lagi dengan bunyi gamolan pekhing Khas Lampung ini membuat hatiku rasanya langsung jatuh cinta dengan Kota Liwa.
Kemudian aku kembali melihat dia, ia memakai kain tapis dengan motif celugam khas Lampung Barat yang membuat dirinya semakin anggun, kali ini kuberanikan diri untuk menyapanya kuharap aku bisa menemukan jawaban dari nya tentang nikmatnya kopi di kota ini.
‘’Hai, saya Ardi, boleh saya memotret kamu dan teman-temanmu?’’ tanyaku padanya
‘’Hai juga, saya Rika, Pak ardi boleh kok memotret kami,’’ jawabnya
Aku langsung memotret mereka menggunakan kameraku dan sesekali bertanya padanya tentang pakaian dan acara yang mereka ikuti hari ini. Aku banyak berbincang dengan Rika, Ternyata Rika adalah seorang anak kepala pekon yang saat ini masih duduk dibangku SMA, andai saja Dara masih ada, usianya pasti sama seperti Rika. Percakapan ku dengan Rika berlanjut sampai akhirnya ia bilang kalau nanti ingin sekali masuk ke Universitas impiannya dengan mengambil jurusan Pertanian.
‘’Mengapa tertarik dengan pertanian?’’ tanyaku padanya
‘’Saya berasal dari keluarga petani, ayah dan ibu saya adalah petani Kopi dan dari kecil
saya sudah terbiasa bermain dan mengetahui banyak hal tentang kopi, maka nya saya
tertarik masuk ke pertanian agar nantinya saya bisa menerapkan ilmu saya di Pekon, agar
tanaman kopi tetap dapat Lestari disini.’’ Jawabnya padaku