Aroma Kopi di Bawah Kaki Pesagi

ilustrasi -foto freepik-

‘’Iya benar mas,’’

‘’Mari mas, kita langsung berangkat saja, nanti kita makan siang di jalan saja ya mas.’’

Ucap mas ilham

‘’Baik mas,’’ jawabku sambil tersenyum.

Perjalanan menuju ke Liwa seketika membuat lelahku hilang begitu saja, sejak sampai di Lampung tadi mataku sudah tersuguhkan dengan beberapa bangunan dengan ornament dan motif khas Lampung, melewati beberapa kabupaten yang memiliki ciri khas nya masing-masing.

Dari mulai Lampung Selatan, kemudian Kabupaten Lampung Tengah dan

kemudian Kabupaten Lampung Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat. Selama diperjalanan aku dan mas Ilham mengobrol, ia bertanya tentang pekerjaanku, dan keseharianku sesekali kami tertawa jika ada suatu obrolan yang lucu.

‘’ Mas Ardi mengapa tertarik untuk ke Liwa?’’ Tanyanya padaku.

‘’Oh, saya penasaran aja mas, soalnya saya suka sekali minum kopi robusta dari Liwa, waktu itu ga sengaja dapet oleh-oleh dari teman,” jawabku.

‘’Iya, kopi jenis robusta memang banyak ditemukan di sana mas, karena memang sebagian

masyarakat di sana ya petani kopi mas,’’ jawabnya

‘’Kalau keadaan alam di sana bagaimana ya mas?’’ Tanya ku lagi

‘’Di Liwa itu udaranya dingin mas, saya saja dulu awal tinggal disana selalu pake jaket

mas, karena memang Liwa ada di bawah kaki Gunung Pesagi, jadi udara di sana masih

segar banget dan yang nggak kalah menarik sih kebudayaan nya itu lho mas, masih kental

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan