Presiden Prabowo Resmikan Kodam XXI/Radin Inten dan Lima Kodam Baru di Batujajar

Presiden Prabowo Subianto menyalakan sirene sebagai tanda peresmian enam kodam baru di Batujajar, Jawa Barat.-FOTO DISWAY -
BANDUNG – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meresmikan enam komando daerah militer (kodam) baru, termasuk Kodam XXI/Radin Inten.
Diketahui, Kodam XXI/Radin Inten membawahi wilayah Lampung dan Bengkulu yang sebelumnya ada di bawah Kodam II/Sriwijaya yang berada di Sumatera Selatan.
Peresmian tersebut dilakukan dalam upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Batujajar, Jawa Barat, Minggu (10/8).
Diketahui, enam kodam yang diresmikan yakni Kodam XIX/Tuanku Tambusai – wilayah Riau dan Kepulauan Riau; Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol – wilayah Sumatera Barat dan Jambi; Kodam XXI/Radin Inten – wilayah Lampung dan Bengkulu; dan Kodam XXII/Tambun Bungai – wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Kodam XXIII/Palaka Wira – wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat; dan Kodam XXIV/Mandala Trikora – berpusat di Merauke, Papua Selatan.
Langkah ini menjadi bagian dari visi besar Presiden Prabowo untuk memperkuat pertahanan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah strategis dan perbatasan.
BACA JUGA:Insentif Guru Non-ASN Belum Sesuai Janji dan UU
Di tengah deru barisan prajurit dan dentuman upacara militer di Batujajar, Presiden Prabowo Subianto berdiri tegap di podium. Dengan suara lantang, ia melantik Panglima TNI dan para komandan pasukan, lalu memberi pesan tajam: “Pimpin dari depan, latih prajuritmu seperti anak kandung, dan siaplah mati untuk rakyat.”
Prabowo menekankan bahwa prajurit harus dilatih dengan keras untuk meningkatkan kemampuan, namun tidak dengan cara yang kejam.
“Pimpin dengan baik, jaga mereka dengan baik, latih mereka dengan keras, tapi tidak dengan kekejaman,” tegasnya.
Prabowo juga mengingatkan para pemimpin militer untuk tidak memimpin dari belakang. Menurutnya, pemimpin sejati harus berada di garis depan, memberi teladan, dan mengambil risiko bersama pasukannya.
“Pemimpin harus berada di tengah pasukan, di tempat paling berbahaya, di titik paling kritis. Tidak ada komandan yang memimpin dari belakang. Pemimpin adalah prajurit terbaik,” katanya.
Ia kembali menegaskan bahwa prajurit TNI adalah “anak kandung rakyat” yang harus siap berkorban demi kepentingan bangsa.
“Kita adalah tentara rakyat, lahir dari rakyat, mengabdi untuk rakyat, membela rakyat, dan siap mati untuk rakyat,” tandasnya.