Kondisi Keuangan Masyarakat RI ’’Tercekik’’ demi Kebutuhan

--FOTO FREEPIK

 

Sementara dari sisi konsumsi, rumah tangga menghadapi inflasi kebutuhan pokok, kenaikan biaya pendidikan dan transportasi, namun pendapatan stagnan. ’’Sementara itu, ketidakpastian kerja akibat PHK atau kontrak yang tidak diperpanjang membuat masyarakat tidak berani berutang lebih jauh. Sebagian besar masyarakat bahkan harus menggunakan tabungan untuk bertahan, dan ketika tabungan habis, utang pun menumpuk,” ungkap Achmad.

 

Menurut Achmad, inilah bom waktu yang sedang berdetak. Ketika pendapatan menyusut dan utang bertambah, maka kemampuan bayar akan jatuh. Ketika banyak yang jatuh bersamaan, sistem perbankan mulai goyah.

 

 

Untuk mengatasi hal ini, Achmad menilai bahwa dibutuhkan keberanian pemerintah dan dunia perbankan untuk bertindak lebih proaktif dan berpihak. Menurutnya, pemerintah harus hadir bukan sebagai komentator, tetapi sebagai penjamin kepercayaan. ’’Subsidi bunga untuk kredit mikro harus digulirkan kembali, khususnya untuk sektor produktif rakyat. Bantuan sosial perlu dihubungkan dengan perlindungan utang rumah tangga, agar keluarga tidak tergelincir menjadi miskin permanen hanya karena gagal membayar cicilan,” jelas Achmad.

 

Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa negara juga harus melibatkan BUMN dan BUMD untuk menyerap produk UMKM. ’’Hal ini untuk menciptakan pasar yang pasti agar usaha kecil tetap bisa hidup dan membayar kreditnya,” tutup Achmad. (disway.id/c1)

 

Tag
Share