Setelah Buang Bayi, Lalu Video Call

Polisi menggelar rekonstruksi kasus mahasiswi tewas usai melahirkan sendiri di Bandarlampung. - FOTO SITI SASKIA SALAMAH/RLMG -
BANDARLAMPUNG - Unit Reskrim Polsek Kedaton bersama Tim Inafis Polresta Bandarlampung didampingi pihak Kejaksaan Negeri Bandarlampung menggelar rekonstruksi terkait kasus meninggalnya mahasiswi berinisial SL (21) usai melahirkan sendiri di kamar indekosnya.
Rekonstruksi ini dilakukan di lokasi kejadian, sebuah indekos di Kampung Baru, Kecamatan Labuhanratu, Bandarlampung, Rabu (9/7).
Kanitreskrim Polsek Kedaton Ipda Fikri Damhuri menjelaskan terdapat total 46 adegan yang diperagakan.
Rekonstruksi ini melibatkan tersangka Ferdi (21) yang diketahui membantu korban melahirkan tanpa bantuan tenaga medis, serta beberapa saksi yang merupakan teman korban.
Beberapa adegan penting yang diperagakan di antaranya proses persalinan di dalam kamar kos hanya dengan bantuan tersangka, adegan saat Ferdi membuang bayi perempuan menggunakan sepeda motor ke bawah Jembatan Tegineneng, hingga adegan membawa korban ke Rumah Sakit Bhayangkara akibat mengalami pendarahan hebat.
BACA JUGA:Gubernur Jatim Khofifah Dijadwalkan Diperiksa KPK di Polda, Terkait Kasus Hibah Pokmas
Sayangnya, nyawa korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Ipda Fikri menyebut, berdasarkan hasil penyidikan, ada kesepakatan antara korban dan tersangka untuk membuang bayi tersebut.
“Setelah membuang bayi, tersangka sempat melakukan panggilan video (video call) dengan korban untuk memastikan bayi benar-benar hanyut di sungai bawah Jembatan Tegineneng,” jelasnya.
Tersangka Ferdi kini telah ditahan di Mapolsek Kedaton untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Sebelumnya, Tragis, seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Bandarlampung, SL (20), meninggal dunia usai melahirkan sendiri tanpa bantuan medis di kamar indekosnya. Peristiwa memilukan itu terjadi pada Rabu (18/6) sekitar pukul 22.00 WIB di sebuah indekos kawasan Labuhanratu, Bandarlampung.
Kapolsek Kedaton AKP Budi Harto mengungkapkan bahwa korban mengalami pendarahan hebat setelah proses persalinan yang dilakukan secara mandiri di dalam kamar.
’’Korban sempat dibawa ke klinik terdekat, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, tetapi nyawanya tidak tertolong,” kata Budi, Kamis (19/6).
Mengetahui hal tersebut, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Hasilnya ditemukan sejumlah barang bukti, seperti kain, alas tempat tidur yang berlumuran darah, air ketuban, dan sebuah gunting yang diduga digunakan dalam proses persalinan.
Tragedi ini menjadi semakin miris ketika terungkap bahwa bayi hasil persalinan tersebut sempat lahir dalam keadaan hidup, tetapi kemudian dibuang oleh seorang pria berinisial B (21), yang diketahui adalah kekasih korban.