Saatnya Indonesia Swasembada Energi!

Radar Lampung Baca Koran--
“Kedaulatan suatu bangsa dijamin oleh kemampuan bangsa itu untuk memenuhi pangan untuk bangsanya sendiri, dan kedua, kemampuan bangsa itu untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menginstruksikan agar seluruh lembaga terkait memangkas hambatan birokrasi serta menyederhanakan regulasi untuk mempercepat realisasi investasi di sektor energi.
“Saya minta badan-badan regulasi, sederhanakan regulasi. Saya ulangi, sederhanakan regulasi. Pejabat yang tidak mau sederhanakan regulasi akan saya ganti, akan saya copot,” pungkas Prabowo.
BACA JUGA:Sengketa Lahan, 800 Warga Demo Kantor Bupati Lamtim
Sementara, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan produksi minyak dan gas (migas) nasional secara signifikan. Hal itu dilakukan untuk menekan angka impor yang selama ini menjadi beban besar bagi negara.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut, impor migas saat ini menguras anggaran hingga US$ 40 miliar atau sekitar Rp 650 triliun setiap tahunnya. Sementara itu, data lifting migas nasional per 2024 masih berada 580.000 barel per hari, jauh dari angka konsumsi sekitar 1,6 juta barel per hari.
“Impor kita setiap tahun untuk oil and gas menghabiskan kurang lebih sekitar US$ 35 miliar sampai US$ 40 miliar,” ujar Bahlil dalam Konvensi IPA 2025 di BSD City, Rabu (21/5/2025).
Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar produksi (lifting) migas nasional naik ke 900.000 hingga 1 juta barel per hari pada 2029-2030. Langkah ini menjadi strategi kunci untuk mengurangi defisit neraca perdagangan migas dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Bahlil mengungkapkan, pada era 1996-1997, produksi migas Indonesia sempat mencapai kejayaan, yaitu 1,5 juta BOPD dan konsumsi hanya 500.000 BOPD. Saat itu, sektor migas menyumbang hingga 40% pendapatan negara.
Indonesia masih memiliki potensi migas besar dari 128 cekungan, yang 68 di antaranya belum dieksplorasi. Pemerintah kini menyiapkan tender untuk 60 wilayah kerja (WK) baru dalam 2-3 tahun ke depan untuk mempercepat eksplorasi.
Wilayah-wilayah potensial yang disebut, antara lain Selat Makassar dan Laut Natuna, dengan cadangan gas di Natuna mencapai 222 TCF, meskipun mengandung kadar CO2 tinggi hingga 72%.
BACA JUGA:Pimpinan Sugar Group Diperiksa Kejagung
“Cadangan kita masih cukup luar biasa. Untuk Natuna saja, ada CO2 72%, tetapi juga ada minyak sampai 30.000 barel,” jelas Bahlil.
Dengan strategi agresif peningkatan produksi dan pembukaan wilayah kerja baru, Indonesia berambisi menekan impor energi secara drastis, memperkuat kemandirian energi, dan mendongkrak kontribusi sektor migas terhadap perekonomian nasional.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan komitmennya untuk mengambil langkah tegas terhadap para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).