Welcome To Tir Na Nog

“Touch the air my dear” ucap Nimfa itu,pemuda itu bingung tapi secara tak langsung dia paham dengan yang dimaksud  Nimfa tersebut. 

Lalu, dia menyentuh not-not musik yang di udara dan seketika ledakan kecil terjadi dan membuat pemuda tadi terjatuh. Dari ledakan itu tadi muncul sebuah perkamen dari kulit kayu cemara berwarna hitam gelap melayang ke arah pemuda itu yang masih di tanah, lalu dia berdiri dan dengan pelan mengambil perkamen itu dengan wajah yang bingung. 

Bahkan sebelum mengatakan sesuatu para Nimfa itu masuk ke dalam semak, pohon, juga bunga putih di sana, pemuda tadi segera berjalan lagi dengan penuh kebingungan di matanya yang juga penuh penasaran “Apakah ini perkamen? Mari kita lihat apa isinya” pemuda tadi membuka perkamen tadi dan mulai membacanya.

“Hati-hati dengan kabut, hati-hati dengan waktu

Hati-hati dengan wanita yang selalu tersenyum

Kau temukan dirimu, kau ma-“  sebelum dia bahkan selesai membacanya seekor burung gagak melesat dan mengambil perkamen itu diikuti dengan burung kolibri. 

 

Dan setelahnya burung-burung itu bertengger di dahan pohon yang sangat tinggi dengan perkamen yang mulai melayang di dekat burung gagak itu dan dipenuhi aura api di dekatnya, pemuda tadi mencoba melompat mengambil perkamen itu. 

"Dasar burung gagak sialan kembalikan itu. Aku bahkan belum selesai membacanya!!” pemuda itu melakukan hal yang sia-sia.  

Si pemuda mulai lelah dicampur rasa frustasi dia juga tak mungkin memanjat pohon yang sangat tinggi itu karena dia tak tau apakah burung gagak itu akan membakar perkamen itu atau tidak. Seketika burung kolibri di samping gagak itu tadi terbang dan mulai mengeluarkan bola-bola api kecil di belakangnya dan itu bukan lah bola api biasa tapi bola api dengan api berwarna biru, api yang lebih kuat dibandingkan api merah.

“Hei ksatria bodoh! Apakah kau tak mengerti juga kata-kata para peri dan Elf yang terhormat? Yang sudah mengatakan berulang kali padamu JANGAN DENGARKAN PARA NIMFA!!”Ucap burung kolibri di samping gagak itu berteriak dengan suaranya yang halus tapi tak bisa dipungkiri kolibri itu berteriak dengan bola-bola api kecil dibelakangnya.

 

“Bukan maksudku tidak mendengarkan kalian tapi sayangnya aku tak bisa bergerak sama sekali tadi, lagipula apa salahnya mendengarkan mereka yang bahkan tak menyakitiku? Dan kembalikan perkamen itu, sekarang juga!” ucap pemuda itu yang cukup kesal karena 2 ekor burung itu.

“Bodoh, benar- benar bodoh. Apakah kau tau banyak peraturan di tanah ini hah? juga bersikaplah dengan lebih baik di tanah orang lain manusia rendahan!!” Ucap kolibri kecil itu yang segera terbang melesat tepat di depan wajah pemuda itu yang menatapnya dengan kesal. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan