UNIOIL
Bawaslu Header

Welcome To Tir Na Nog

“To...long...akk...ku..” pemuda itu berbicara dengan kaku tapi sayang sekali dari pada wajah hangat para Elf yang akan segera membantunya yang ada hanya tawa para ketiga tetua Elf itu.

“Hahahaha......!!!!!” Suara mereka tentu sangat menggelegar dan si penjaga kuil hanya menunjukkan wajah kesal dan jijik ke pemuda itu, ohh tak seperti bayangannya bahwa dia akan diperlakukan begini saat dia hampir sekarat.

“Kau lihat kan penjaga kuil, dia tidak langsung mati walau sudah kau beri teh racun dan itu berarti kami memenangkan taruhan kita hahaha” Ucap salah satu dari Elf itu 

“Sialan, ini tidak akan terjadi kalau bukan karena Nimfa itu yang dengan lullaby mereka yang menyebalkan itu!!” Teriak Elf penjaga kuil itu marah.

“Sudah cukup lebih baik kita urus ksatria bodoh ini terlebih dahulu karena sepertinya dia kebingungan dengan apa yang terjadi” ucap salah satu tetua.

“Kau benar jadi karena itu wahai penjaga kuil jangan marah kalau kalah.”

Kebingungan muncul di wajah pemuda itu dan segera salah satu Elf mendatanginya dan mengatakan..

“Kau penasaran dengan apa yang terjadi bukan? Kau tentu boleh bertanya walau sepertinyaa tubuhmu sudah sangat lemas”

“Taru..han.. ju..ga..apa...yaang.... terja..di?” ucap pemuda itu dengan gagap juga ditambah rasa sakit di sekujur tubuhnya dan lemas yang dirasakannya.

“Baiklah mari bahas satu persatu tentang apa yang terjadi sebenarnya, singkatnya kalau harus dijelaskan kau akan menjadi makanan kami” ucap tetua itu tersenyum.

Kaget pemuda itu mendengarnya tapi dia tak bisa marah apalagi kabur karena tubuhnya benar-benar sudah hilang tenaga.

“Oh ya tentang para Nimfa, kenapa kami semua terus menyuruhmu mengabaikan mereka itu semua hanya karena 1 hal yaitu para Nimfa itu selalu mencoba menyelamatkanmu berkali-kali dan itu sudah terjadi puluhan kali"

Bingung pemuda itu dibuatnya karena dia tak bisa berpikir jernih, apa maksudnya dengan mencoba menyelamatkan puluhan kali? Apakah itu berarti dia terus mengulangi kejadian ini terus- menerus tanpa henti? Hanya dewa dan para Elf itu yang tahu.

“Oh?! Sepertinya kamu tak sadar sudah berapa kali kamu mengulangi ini semua bukankah begitu? Tapi tenang saja bukan hanya kamu saja yang megalami ini masih banyak yang lain dan tentu saja tentang taruhan itu kami berempat bertaruh apakah kau yang kali ini akan segera mati atau tidak, hehe” Ucap Elf itu sembari memanggil seorang lelaki dengan darah memenuhi celemek dan pakaiannya juga dia membawa pisau daging di tangan kanannya. 

“Tung..gu..dul....lu”

Tag
Share