PT KAI Butuh Rp1,8 Triliun PMN untuk Tambah Kereta Baru

Minggu 14 Jul 2024 - 10:39 WIB
Reporter : Rizky Panchanov
Editor : Rizky Panchanov

JAKARTA - Saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, terungkap bahwa PT Kereta Api Indonesia (KAI) butuh penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp1.8 triliun untuk tambahan kereta baru.

Dalam RDP itu, DPR juga mengapresiasi langkah strategis perseroan khususnya Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dan jajarannya yang bergerak cepat dalam mengantisipasi pertumbuhan permintaan layanan kereta api yang semakin tinggi.

“Kami akan terus mendorong dan memberikan dukungan kepada KAI untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat. Langkah strategis yang diambil Direktur Utama KAI baik secara internal maupun eksternal sudah tepat dan terbukti dari kinerja layanan KAI yang tumbuh berkelanjutan,” ungkap Andre Rosiade anggota komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra dikutip Minggu 14 Juli 2024.

BACA JUGA:Swiss-Belhotel Lampung Gelar Wedding Showcase Bertajuk Atmosphere Of Love

Upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara berkelanjutan ini tentu mendapatkan tantangan baik dari dalam maupun luar Perseroan. 

Termasuk pihak-pihak yang tidak ingin berubah serta kompetisi yang semakin ketat dan tuntutan dari pengguna jasa kereta api yang kian tinggi.

Direksi KAI terus membangun budaya Perusahaan yang positif dan kompetitif.

Termasuk dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dengan perkembangan teknologi dan disiplin tinggi dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam organisasi. 

BACA JUGA:Animo Mudik Gunakan Kereta Api di Lampung Luar Biasa

"Saya dapat info, sudah beberapa tahun ini karyawan muda KAI sampai dikirim ke sejumlah negara untuk mengikuti berbagai kompetisi. Itu sebuah upaya peningkatan kualitas SDM yang baik," papar Andre.

Keberhasilan membangun budaya profesional di internal perusahaan ini terbukti membuahkan hasil. Hal itu dibuktikan dengan semakin meningkatnya minat masyarakat untuk menggunakan jasa kereta api. 

Sebagai salah satu contoh adalah kepadatan penumpang kereta pada jam sibuk antara pagi saat jam berangkat ke kantor dan sore saat masyarakat pulang bekerja di wilayah Jabodetabek. Peningkatan kepadatan penumpang ini juga menjadi perhatian serius KAI. 

Pasalnya, bila kepadatan penumpang tidak diimbangi dengan penambahan kereta maka rasio dapat mencapai 242 persen atau 2,42 kali dari kapasitas kereta.

BACA JUGA:Listrik PLN Menyala Tanpa Kedip, Amankan Kunjungan Kerja RI 1 di Lampung

Bahkan, saat ini cadangan kereta sudah habis terpakai karena beberapa kereta sudah tidak bisa difungsikan.

Kategori :