5. Memberi Makna pada Luka dan Pengalaman Masa Lalu
Transendensi adalah kunci kekuatan mental. Perempuan yang kuat secara mental menemukan cara untuk mendapatkan makna dari perjuangan mereka, seringkali membantu orang lain dalam prosesnya.
Dengan mengubah pengalaman negatif menjadi kontribusi positif, seperti yang dilakukan Beethoven dengan Simfoni Kesembilannya meskipun tuli, mereka menunjukkan kemampuan untuk mengubah kesulitan menjadi pertumbuhan.
6. Tidak Terlibat dalam Realisme Afektif
Perempuan yang kuat secara mental membedakan antara emosi mereka dan realitas objektif. Realisme afektif, di mana persepsi didasarkan sepenuhnya pada perasaan, dihindari.
Sebaliknya, mereka terlibat dalam pengujian realitas, memastikan bahwa pikiran rasional mereka memandu pemahaman mereka tentang dunia. Kemampuan untuk memisahkan perasaan dari fakta penting untuk kematangan emosional dan ketangguhan.
7. Mengatasi Masa Lalu Mereka, Bukan Menguburnya
Daripada menekan kenangan yang menyakitkan, perempuan yang kuat secara mental menghadapi dan memproses trauma masa lalu mereka. Mereka menyadari dampak peristiwa tersebut pada fungsi mereka saat ini dan mencari cara untuk menyembuhkan, baik melalui bantuan profesional, penulisan jurnal, atau menjalin hubungan dengan orang yang dicintai.