Pemprov Lampung Dukung Penulisan Mushaf Al-Qur’an Bernuansa Budaya Lokal

Sekprov Lampung Marindo Kurniawan saat menerima silaturahmi Perkazi dan tokoh budayawan terkait penulisan Mushaf Lampung di kantor pemprov. - FOTO DOK. BIRO ADPIM -

BANDARLAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mendukung penuh rencana penulisan Mushaf Alquran bernuansa budaya Lampung yang digagas Perkumpulan Kaligrafer Lampung Indonesia (Perkazi). 

Karya monumental ini akan diberi nama Mushaf Lampung – Sang Bumi Ruwa Jurai.

Dukungan tersebut disampaikan Sekretaris Provinsi Lampung Marindo Kurniawan saat menerima kunjungan silaturahmi Perkazi bersama Plt. Kanwil Kemenag Lampung dan UIN Raden Intan Lampung di ruang kerjanya, Kamis (2/10).

“Kami bangga dengan desain mushaf yang diajukan. Pemprov akan memberikan dukungan menyeluruh, termasuk melibatkan budayawan agar karya ini benar-benar merepresentasikan identitas Lampung,” ujar Marindo.

Penulisan Mushaf Lampung akan melibatkan kaligrafer dari berbagai daerah. Setiap dua juz mushaf akan menampilkan kebudayaan khas masing-masing kabupaten/kota. 

Iluminasi mushaf akan dihiasi motif-motif khas Lampung, seperti siger, pucuk rebung, perahu, pohon hayat, dan tapis, yang mencerminkan filosofi Sang Bumi Ruwa Jurai—simbol persatuan adat Pepadun dan Saibatin.

Ketua Perkazi Lampung, Zuhdan Naufali, menjelaskan mushaf ini tidak hanya sebagai pedoman hidup, tetapi juga bentuk syiar Islam yang berpadu dengan budaya lokal. “Warisan ini diharapkan memperkuat peradaban Islam sekaligus melestarikan budaya Lampung,” katanya.

Tokoh budayawan Lampung, Anshori Djausal, menilai Mushaf Lampung dapat menjadi ikon spiritual baru sekaligus destinasi wisata religi. “Kalau Menara Siger menjadi kebanggaan Lampung, Mushaf Lampung bisa menjadi ikon religi yang menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai Al-Qur’an,” ujarnya.

Sejarah mencatat, Islam telah menjadi bagian dari masyarakat Lampung sejak abad ke-15, dengan mushaf tertua dari abad ke-18 yang kini tersimpan di Museum Lampung. Karena itu, penulisan mushaf ini dipandang sebagai kelanjutan tradisi Lampung dalam menjaga dan mengembangkan khazanah Al-Qur’an.

Nantinya, mushaf ini akan menjadi koleksi berharga Museum Lampung, sekaligus dicetak dalam berbagai varian—mulai dari versi standar, terjemahan bahasa Lampung, hingga edisi digital—agar dapat diakses luas oleh masyarakat.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain budayawan Prof. Arsyad Sobby K., Plt. Kanwil Kemenag Lampung Erwinto, serta tokoh Perkazi seperti Zuhdan Naufali, A. Mukhozin, dan A. Moeloek. Sementara Sekdaprov didampingi Karo Kesra Pemprov Lampung, Yuri Agustina Primasari. (kmf/c1/abd)

Tag
Share