Orang yang mencoba menyembunyikan perasaan aslinya sering kali berlebihan dalam menunjukkan antusiasme, berusaha keras meyakinkan orang lain (dan mungkin dirinya sendiri) bahwa mereka baik-baik saja. Namun, lama-kelamaan, keceriaan yang berlebihan bisa menjadi sinyal bahwa seseorang sedang menutupi emosi aslinya.
3. Perubahan Suasana Hati yang Cepat
Perubahan suasana hati yang tiba-tiba bisa menjadi indikasi lain bahwa seseorang sedang berpura-pura bahagia. Perhatikan momen-momen kesedihan atau iritasi yang sesaat yang dengan cepat digantikan oleh senyuman yang terlalu indah, itu bisa menjadi indikasi bahwa kebahagiaan mereka bukanlah kebahagiaan sejati.
4. Menghindari Percakapan Mendalam
Orang yang berpura-pura bahagia sering menghindari percakapan serius atau mendalam, tetap berpegang pada diskusi yang ringan dan dangkal. Mereka takut bahwa membicarakan sesuatu yang serius bisa merusak topeng mereka dan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.
Jika seseorang selalu mengubah topik ketika pembicaraan menjadi berat atau terus-menerus menghindari topik pribadi, mereka mungkin sedang menutupi emosi aslinya dengan menunjukkan kebahagiaan palsu.
5. Kelelahan yang Konstan
Berpura-pura bahagia bisa sangat melelahkan, seperti berlari maraton secara emosional. Mempertahankan wajah ceria saat merasa sedih membutuhkan energi yang besar, membuat orang selalu merasa lelah. Otak kita menggunakan sebagian besar energi tubuh, dan mengatur emosi serta perilaku secara terus-menerus bisa cepat menguras energi ini.