BANDARLAMPUNG - DPRD Lampung akan meminta penjelasan PLN dan pihak terkait mengenai lumpuhnya aktivitas Lampung lantaran listrik padam dua hari belakangan ini. Untuk itu, kata anggota Komisi IV DPRD Lampung Midi Iswanto, pihaknya mengagendakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan PT PLN (Persero) serta Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Lampung, Jumat (7/6).
Pihaknya ingin mempertanyakan bagaimana situasi kemandirian listrik Lampung sehingga masih tergantung dengan Sumatera Selatan. ’’Saya kira di Lampung sudah banyak pembangkit listrik. Mengapa tidak dioptimalkan? Bagaimana kondisinya? Situasi kemandirian Lampung ini seperti apa?" ujarnya, Rabu (5/6).
BACA JUGA:Dua Hari, Listrik Mati Hampir 40 Jam
Padamnya listrik selama dua hari ini, lanjut Midi, tentu berdampak pada kondisi perekonomian di Lampung. ’’Ya coba dirasakan saja, bagaimana perputaran uang terganggu. Mulai transaksi di minmarket sampai ke pengusaha-pengusaha menengah jelas terdampak. Karena kebanyakan transaksi saat ini sudah menggunakan digital," jelasnya.
Belum lagi, pengusaha-pengusaha dengan jenis usaha yang membutuhkan pendingin. ’’Seperti pengusaha ikan, bakso, es batu, nah itu bagaimana. Es krim cair semua. Apalagi yang dititipkan di warung-warung, itu kan enggak ada pergantian. Kasihan mereka," katanya.
Karenanya, sambung Midi, pihaknya akan mempertanyakan bagaimana ke depannya Lampung bisa memiliki kemandirian listrik. "Tentu akan kita cari solusi secara bersama jika memang ada kendala. Tentu kita semua tidak menginginkan Lampung selalu ketergantungan oleh luar daerah kan, dalam hal listrik ini" katanya.
BACA JUGA:Satreskrim Akan Panggil Bupati Musa
Tentu jika memang listrik tidak berkendala, sambungnya, berpengaruh positif juga dengan perekonomian Lampung. "Kaitannya juga kan bisa semakin menarik investor yang ingin menanamkan investasinya di sini. Kita doronglah," pungkasnya.
Akademisi Universitas Lampung (Unila) Prof. Marselina pun mengingatkan agar pemadaman listrik seperti ini tidak berlarut-larut dan berulang ke depannya. "Perlu antispasi daerah dan pusat, terutama pihak PLN. Ini tidak main-main, ketika satu down, hancur perekonomian," tuturnya.
Ia menilai pemadaman listrik selama dua hari terakhir sangat berdampak pada perekonomian. Terutama pada sistem keuangan dalam hal pembelian dan pembayaran.
"Sistem keuangan kita untuk perusahaan dan rumah tangga terhenti semua karena listrik tidak ada dan internet tidak bisa," ujar Prof. Marselina, Rabu (5/6).
Sebab padamnya listrik dan tidak adanya internet menurutnya berpengaruh dengan aktivitas transaksi terutama untuk nontunai. "kan tidak semua orang punya uang cash (tunai). Sedangkan, aktivitas non tunai terganggu. Jadi sangat besar dampaknya," ucapnya.
Dari pengalaman pemadaman listrik ini, tegasnya, dapat dikatakan bahwa pasokan listrik dan internet sangat dibutuhkan dalam aktivitas perekonomian. "Ini luar biasa, aktivitas ekonomi bisa mati total kalau keterusan. Saya tidak bisa bilang berapa persen persentasenya. Tapi kemarin sangat tidak produktif kerja," ungkapnya.
Selain pada aktivitas keuangan, menurutnya aktivitas lainnya yang memerlukan listrik dan internet juga akan terdampak dari pemadaman listrik. "Karena memang, setiap aktivitas tidak ada yang tidak pakai listrik. Ketika listrik down dan tidak bisa pakai internet, ya pasti dampaknya besar," tuturnya.
Disinggung prediksi kerugian yang ditimbulkan dari pemadaman listrik dua hari terakhir, Marselina menyampaikan hal itu bisa dilihat dari uang yang beredar. "Ya bisa diliat uang beredar. Bisa ditanya ke BI, uang beredar yang tidak terserap dari pukul 11.00 WIB (mulai mati lampu) kemarin sampai sekarang. Jadi uang mandek karena tidak ada transaksi," ucapnya.