’’Itu bukan tanggung jawab EO dan kita tidak bisa melarang. Kita pahami dan jangan campur adukkan sebagai kegiatan formal. Saya melihat itu (parkir, Red) sebagai konstruksi masyarakat menyukseskan PRL mereka mau, kita anggap positif," tuturnya.
Meski begitu, dirinya setuju media juga mengontrol terkait tarif parkir yang dikenakan jika terlalu tinggi dan memberatkan pengunjung. ’’Sehingga, mereka juga tidak sewenang-wenang (menetapkan tarif parkir, Red) meski bukan kewenangan kita. Media juga bentuk pengawasan," ungkapnya.
Fahrizal juga menyampaikan bahwa PRL merupakan hajat bersama yang harus dikawal dan disukseskan bersama. Menurutnya bahwa pada PRL setiap tahun selalu dilakukan inovasi dengan kegiatan yang baru.
’’Tidak semuanya mencoba yang sebelumnya. Tapi memang masih 70 persen sama. Kita enggak bisa juga beda semuanya. Yang sudah ada disempurnakan. Kita akan resmikan Pasar UMKM pada PRL ini. Kita tetap ada inovasi. Kalau ada masukan positif dari masyarakat, sampaikan saja," ungkapnya.
Sementara, Marketing Manager Pekan Raya Lampung Adi Susanto mengatakan untuk tarif normal masuk PRL 2024 Rp15 ribu. Namun jika ada artis kisaran tarif dari Rp35 ribu sampai Rp50 ribu.
’’Itu maksimal. Kita juga melihat kondisi masyarakat. Kenapa kalau ada artis di atas Rp35 ribu? Karena itu artis-artis ibu kota. Kalau weekday kita tampilkan artis juga, tetapi lokal dengan tarif dasar," ujarnya.
Inovasi dalam PRL tahun ini, menurut dia, ada kontes kendaraan yang dilakukan di area PRL, mengundang pelajar SMA/MA dan sederajat untuk tampil seperti tarian dan lainnya. (mel/c1/rim)