LAMPUNG BARAT – Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (Lambar) melalui Dinas Kesehatan (Diskes) dan jajarannya untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Namun, kasus DBD belakangan ini mengalami peningkatan yang signifikan. Sebanyak 247 warga Lambar terjangkit. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari Januari hingga minggu kedua Mei 2024.
Kepala Dinkes Lampung Barat, dr. Widyatmoko Kurniawan, Sp.B., mengungkapkan bahwa dalam penanganan DBD, pihaknya bergerak cepat dengan menurunkan tim ke wilayah warga yang terjangkit DBD untuk memeriksa jentik nyamuk Aedes aegypti, membagikan abate, hingga melakukan fogging ketika diperlukan.
BACA JUGA:Elemen Soroti Masalah Angkutan Batu Bara, Sesalkan Sekda Lampura yang Tidak Paham SKB
“Jajaran kami hingga ke puskesmas bergerak cepat untuk menindaklanjuti setiap kasus yang ditemukan, melakukan pemeriksaan di sekitar wilayah tempat tinggal pasien yang terjangkit, membagikan abate, dan melakukan fogging,” ungkap Wawan—sapaan Widyatmoko Kurniawan, pada Senin, 20 Mei 2024.
Namun, kata dia, upaya yang dilakukan pihaknya tidak akan efektif tanpa kepedulian masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Masyarakat diimbau untuk menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) satu minggu sekali dengan kegiatan 3M Plus (menguras, menutup, mengubur), serta melakukan upaya pencegahan gigitan dan perkembangan nyamuk, karena fogging bukan pilihan utama dalam penanggulangan DBD.
BACA JUGA:Tunggu Hasil Pleno DPP, NasDem Pringsewu Minta Balon Kada ‘Siap-siap’
“Tanpa kepedulian masyarakat, pemberantasan nyamuk Aedes aegypti akan sulit. Pasien DBD saat ini bukan hanya terjangkit setelah bepergian ke luar daerah, tetapi juga banyak yang terjangkit di tempat tinggalnya. Karena itu, kami berharap semua pihak ikut bergerak dalam penanganan DBD ini,” kata dia.
Lebih lanjut, langkah yang dinilai efektif adalah para pemangku kepentingan menggerakkan masyarakat secara massal dan berkelanjutan untuk melaksanakan gerakan serentak pencegahan dan pengendalian DBD dengan kegiatan PSN-3M PLUS secara kontinu setiap minggu di lingkungan rumah, sekolah, kantor, tempat-tempat umum, rumah ibadah, dan tempat-tempat potensial lainnya.
“Dengan menguras atau membersihkan tempat-tempat yang bisa menjadi penampungan air, seperti bak mandi, ember penampungan air, penampung lemari es, tatakan dispenser, dan lain-lain, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, seperti drum, tong air, dan lain-lain, serta mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, menabur bubuk larvasida, menggunakan obat nyamuk, dan menggunakan kelambu saat tidur, ini akan efektif,” sambungnya.
Selain itu, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya ventilasi rumah, dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
Kemudian, melibatkan setiap kepala keluarga dalam pemeriksaan, pemantauan, dan pemberantasan jentik nyamuk melalui PSN 3M PLUS, serta menunjuk salah satu anggota keluarga untuk menjadi Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di rumahnya sendiri dalam rangka menggalakkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.
Diketahui Kasus DBD di Provinsi Lampung tergolong tinggi. Dinas Kesehatan (Diskes) Lampung mencatat ada 4.127 kasus DBD selama Januari sampai April 2024 ini. Rinciannya pada Januari tercatat 562 kasus, Februari (1.199), Maret (1.460), dan April (906).
Kepala Diskes Lampung Edwin Rusli mengatakan dari 15 kabupaten/kota di Lampung, kasus DBD tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Utara yaitu 818 kasus.
Disusul Kabupaten Lampung Tengah dengan 763 kasus, Tulangbawang Barat (480), Pesisir Barat (441), Tulangbawang (245), Lampung Timur (233), dan Tanggamus (197).