Sebanyak 139 Hektare Sawah Gagal Panen Terdampak Banjir

MERUGI: Banjir bandang yang menerjang Suoh dan Bandarnegeri Suoh beberapa waktu lalu menyisakan kerugian diantaranya 139 hektare sawah yang gagal panen. -Foto IST -
BANDARNEGERI SUOH – Bencana banjir yang melanda wilayah Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) beberapa waktu lalu berdampak serius terhadap sektor pertanian. Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Lampung Barat, sedikitnya 139 hektare sawah mengalami kerusakan berat alias fuso, sehingga dipastikan gagal panen.
Kepala DTPH Lampung Barat, Maidar menyampaikan bahwa sawah yang terdampak umumnya berada pada fase kritis, yakni usia tanaman padi 65–75 hari, yang sebenarnya sudah mendekati masa panen.
“Dari hasil pendataan, total ada 139 hektare sawah yang rusak parah dan tidak bisa dipanen. Jadi ini jelas berdampak besar bagi petani. Untuk itu, kami akan mengupayakan bantuan benih sebagai langkah pemulihan,” kata Maidar, Minggu (30/9).
Menurutnya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Lampung. Saat ini, DTPH tengah menyiapkan surat usulan agar bantuan benih bisa segera diturunkan.
Selain itu, akses pupuk juga akan didekatkan agar petani lebih mudah mendapatkan kebutuhan sarana produksi di musim tanam berikutnya.
“Pemprov meminta kami segera mengajukan usulan resmi. Selain benih, kita juga akan mendekatkan akses pupuk. Intinya, kita berupaya semaksimal mungkin agar petani bisa kembali menanam tanpa harus menunggu terlalu lama,” jelasnya.
Tidak hanya itu, DTPH juga menyiapkan bantuan pangan berupa beras untuk masyarakat yang terdampak banjir.
Hal ini diharapkan dapat membantu meringankan beban petani sembari menunggu pemulihan lahan pertanian.
“Bantuan pangan berupa beras juga akan segera kita distribusikan agar masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Meski kerugian belum ditaksir dalam bentuk nominal, Maidar menegaskan bahwa dampak banjir kali ini menjadi salah satu yang cukup besar bagi sektor pertanian di Lampung Barat.
Ia pun berharap dengan adanya intervensi cepat melalui benih dan pupuk, para petani tidak kehilangan semangat untuk kembali menanam.
“Kerugian pasti ada, tapi yang terpenting sekarang bagaimana kita memastikan petani bisa segera bangkit. Pemerintah hadir untuk membantu dan mendampingi,” pungkasnya.(*)