Skandal Dokumen Palsu Pemain Naturalisasi Malaysia Terbongkar, Publik Desak FAM Dibubarkan

JAKARTA – Dunia sepak bola Malaysia tengah dilanda gejolak besar setelah Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) secara resmi menyatakan bahwa Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) terbukti memalsukan dokumen naturalisasi tujuh pemain asing.

Kabar mengejutkan ini memicu amarah luas di kalangan suporter Harimau Malaya yang merasa dikhianati oleh federasi yang seharusnya menjadi simbol kehormatan olahraga nasional.

Seruan pembubaran FAM pun menggema di berbagai platform media sosial.

Dalam laporan yang dirilis pada Senin malam (6/10), Komite Disiplin FIFA menegaskan bahwa FAM dengan sengaja menyiapkan dokumen palsu untuk menyatakan tujuh pemain asal Argentina, Brasil, Spanyol, dan Belanda sebagai keturunan Malaysia — klaim yang kemudian terbukti tidak benar.

Awalnya, FAM berupaya menenangkan publik dengan menyebut persoalan itu hanya sebagai “kesalahan administratif.”

Namun, hasil investigasi FIFA memastikan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk kecurangan yang dilakukan secara terencana.

Kemarahan publik pun tak terbendung. Di berbagai forum daring dan media sosial, ribuan pendukung menumpahkan kekecewaan dan rasa malu terhadap tindakan federasi.

Banyak yang menilai bahwa FAM telah mengkhianati kepercayaan masyarakat dan mempermalukan nama baik negara.

“Ini bukan sekadar skandal, tapi penghinaan terhadap semangat olahraga,” tulis salah satu warganet di forum penggemar sepak bola.

Kekecewaan semakin mendalam ketika publik membandingkan proses naturalisasi pemain Malaysia dengan Indonesia.

Meski Indonesia juga aktif menaturalisasi pemain, prosesnya dianggap jauh lebih terbuka dan legal.

Hal itu membuat tindakan FAM tampak semakin memperburuk citra Malaysia di mata dunia internasional.

Seruan agar FIFA menjatuhkan sanksi keras terhadap FAM semakin kencang. Banyak yang menuntut pembekuan federasi bahkan hingga pembubarannya.

“FAM harus dibubarkan demi menyelamatkan kehormatan sepak bola Malaysia,” tulis Aiman Rozak, salah satu komentar viral yang banyak mendapat dukungan.