JAKARTA- Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang tinggi tidak membuat ditanggapi perbankan dengan menaikkan suku bunga kredit mereka.
Perbankan lebih memilih fokus untuk menghimpun dana murah agar likuiditas tetap terjaga. Sehingga mampu mengakselerasi pertumbuhan kredit pada tahun ini.
”Strategi kami untuk menjaga likuiditas sehingga bisa mencapai target pertumbuhan kredit. Target kredit (Bank Danamon) 10-12 persen,” ungkap Consumer Funding and Wealth Business Head Bank Danamon Ivan Jaya.
BACA JUGA:Pertamina Tegaskan Pertamax Green 95 Bukan Pengganti Pertalite
Menurut Ivan, belum saatnya bagi Bank Danamon untuk menaikkan suku bunga kredit. Sembari memperhatikan kondisi permintaan kredit di pasar.
Mengingat, Bank Danamon masih mengincar sektor konsumen untuk mendorong pertumbuhan kredit. Terutama kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Butuh bekerja sama dengan developer, memperbesar pasar rumah secondary dan kolaborasi dengan broker rumah untuk meningkatkan KPR.
Sedangkan, KKB ditopang Adira Finance yang mencatatkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp 14,3 triliun per April.
BACA JUGA:Harga Bawang dan Cabai Turun, Giliran Telur yang Naik
”Untuk konsumer KPR dan KKB targetnya double digit,” kata Ivan Jaya.
Bank Danamon, kata dia juga fokus untuk menjaga likuiditas. Ada tiga langkah untuk bertahan di tengah situasi suku bunga yang tinggi.
Pertama, meningkatkan dana murah atau tabungan melalui berbagai program tahunan, seperti Danamon Hadiah Beruntun.
”Sehingga mendorong costumer untuk sering bertransaksi. Jadi pertumbuhan dana murah dari sisi CASA merupakan salah satu strategi yang kami lakukan,” jelas Ivan.
BACA JUGA:Gubernur Arinal Resmikan Arte Hotel Lampung
Kedua, dengan terus melengkapi fitur di mobile banking D-Bank Pro. Dengan demikian, memudahkan transaksi nasabah.
Ketiga, menambah jumlah nasabah dari segmen affluent dan emerging affluent, yakni nasabah privilege dan optimal. Dengan menghadirkan berbagai solusi finansial dan investasi.
Ivan menambahkan, hasil stress test yang telah dilakukan, kondisi kinerja Bank Danamon masih terjaga dengan menjaga rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) di bawah 3 persen.
Sementara itu, prospek kinerja Bank Mandiri semakin positif di tengah kondisi pasar yang volatil dan ketidakpastian ekonomi serta keuangan global.
BACA JUGA: Bukit Asam Bagikan Dividen Rp 4,6 Triliun
Kehati-hatian dalam melakukan ekspansi bisnis membuat bank berlogo pita emas itu menyalurkan kredit konsolidasi Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.
Meningkat 19,1 persen secara year on year (YoY). Pencapaian tersebut melampaui pertumbuhan kredit industri yang secara tahunan tumbuh 12,4 persen.
”Bank Mandiri terus mengedepankan prinsip kehati-hatian, termasuk melakukan berbagai inisiatif dan inovasi layanan bagi seluruh nasabah dan stakeholder guna mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” kata Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman.
Upaya tersebut berbuah manis, tecermin dari kualitas aset Bank Mandiri melalui NPL gross bank only di level 1,02 persen. Turun 68 basis poin (bps) dari periode yang sama di tahun lalu.
Alhasil, lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings baru saja mengafirmasi peringkat internasional jangka panjang dan jangka pendek Bank Mandiri menjadi BBB. Fitch Ratings juga menaikkan peringkat nasional jangka panjang menjadi AAA.(jpc/nca)