BANDARLAMPUNG - Bukan sekadar perkara siapa saja caleg incumbent DPR RI, DPD, DPRD provinsi, maupun DPRD kabupaten/kota yang mampu bertahan di tengah serangan ’’badai money politics” pada Pemilu 2024. Melainkan bagaimana mereka bisa bertahan dan kembali terpilih pada pemilu kali ini.
Di daerah pemilihan (dapil) Lampung I misalnya, berdasar simulasi pengisi kursi, nama-nama caleg incumbent DPR RI yang masih bertahan seperti Ahmad Muzani, Muhammad Kadafi, Lodewijk F. Paulus, Zulkifli Anwar, Al Muzzamil Yusuf, Mukhlis Basri, dan Sudin. Sisanya penantang baru yaitu Rahmawati Herdian, Putri Zulkifli Hasan, dan Ruby Chairani Syiffadia.
Pengamat politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung Dr. Dedy Hermawan mengatakan bagi caleg incumbent yang bertahan dinilai karena mampu merawat basis dan konstituen mereka. Begitu pun sebaliknya, caleg yang tumbang lantaran tidak merawat dan menjaga basisnya dengan baik.
BACA JUGA:Harimau Belum Ditangkap, Warga Diminta Waspada
’’Incumbent diuntungkan bisa merawat basisnya. Dan itu terbukti bagi incumbent yang sering turun ke bawah, sosialisasi, membawa program, dan memberikan bantuan akan sangat diuntungkan loyalitas dari pemilih. Karena mereka sudah ada basis yang kuat, dirawat dengan baik dan intensif, sehingga dapat menang berkali-kali,” ungkap Dedy, Minggu (25/2).
Seperti Ahmad Muzani, Muhammad Kadafi, Lodewijk, Al Muzamil Yusuf, Sudin, Mukhlis Basri hingga mantan Ketua DPD Demokrat Lampung Zulkifli Anwar yang tidak lekang meski terjadi perputaran waktu dan pertukaran massa. Menurutnya mampu duduk untuk kali keempat. Kemampuan caleg incumbent yang mampu bertahan memiliki pola yang relatif sama, baik caleg di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota, yakni merawat secara intensif basis mereka.
’’Selain itu caleg yang kembali duduk itu berada di partai besar dan sudah punya nama serta telah berkiprah di level nasional maupun lokal. Itu yang membuat mereka bisa juara lagi,” ucapnya.
BACA JUGA:Banjir Terparah Dalam 10 Tahun Terakhir
Disinggung sosok misalnya Zulkifli Anwar yang sudah melenggang kali keempat pada pemilu ini, menurutnya tak lain karena kemampuan merawat basis dan memiliki rekam jejak serta track record yang baik. Sehingga, Partai Demokrat pun diuntungkan dengan memiliki kader tersebut.
’’Nah bagi pendatang baru mampu memanfaatkan incumbent yang tidak merawat basis mereka dengan baik. Mereka lebih kreatif, agresif, dan inovatif melakukan pendekatan dan mampu membaca aspirasi konstituen. Sehingga pendatang baru bisa menang, selain didukung partai besar,” jelasnya.
Ditanya serangan money politics pada Pemilu 2024 ini dibanding 2019 lalu, diakui Dedy pada prinsipnya masih sama, karena sudah menjadi pakem setiap pemilihan digelar dan di setiap pesta demokrasi baik nasional maupun lokal. Sehingga pola itu diyakini masih menjadi satu pakem untuk meraih suara.
’’Pemilih juga masih terbuka untuk menerima poltiik uang dan bentuknya bisa cash money, bantuan-bantuan. Dan itu masih sangat laku dalam setiap pemilu,” pungkasnya. (ozi/c1/rim)