Menurutnya, penyebab naiknya harga tersebut tidak lepas dipengaruhi faktor cuaca hingga stok yang memang kosong bahkan minus. “Karena dari tingkat produsen penyampaiannya distribusinya memang sedikit. Dan memang kita ketahui secara nasional, stok kita minus ini diakibatkan antara lain dampak el nino baru kerasa. Kemudian selesai El Nino, panen raya kita rencanakan di sekitar akhir maret atau awal april, tapi kita belum sempet panen. Nah sekarang masa transisi kita mengalami kekosongan stok (nasional, Red) yang mengakibatkan harga ini naik,” jelasanya.
Untuk itu, pihaknya bakal mengupayakan langkah-langkah penekanan harga beras dan bahan pokok lainnya dengan menggelar pasar murah serempak di 20 kecamatan yang ada. “Bulan depan ini kita sedang mengupayakan pasar murah untuk menghadapi hal ini. Tepatnya pada 20 kecamatan dengan tiga kali putaran, dimana ada 6 bahan pokok seperti beras, telur, gula, minyak, tepung, daging, bawang,” bebernya.
Ditanya soal stok, Wilson menyebut jika beras yang ada di Bandarlampung saat ini masih melimpah dan hanya beberapa yang tidak ada sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan hal ini. “Tadi pagi cek setiap pasar dan stok melimpah, hanya kurang itu ada di medium,” ucapnya.
Namun dirinya juga mengakui saat ini beras premium kini memang sulit ditemukan di minimarket terdekat. “Ya memang ada saat ini, tapi kita antisipasinya dengan skala impor bila itu ada kita aman, Mungkin ini ada pembagian beras SPHP lagi menjelang ramadan,” imbuhnya.
Wilson memastikan jika kenaikan ini tidak akan terjadi menjelang bulan suci Ramadan yang akan jatuh di awal Maret 2024 tersebut. “Insya Allah gak terjadi (Kenaikan, red) jelang Ramadan karena semua pembagian bantuan beras akan kembali berjalan setelah Pemilu,” pungkasnya. (pip/mel/c1/rim)