Dari mobil Dalmas Sabhara, aparat mengimbau massa untuk menunaikan salat Zuhur terlebih dahulu. Suara azan dikumandangkan melalui pengeras suara, meredakan ketegangan sejenak.
Berbeda dengan di Bandarlampung, aksi serupa di Gedung DPRD Way Kanan justru sepi. Peserta aksi dari aliansi mahasiswa dan masyarakat hanya sekitar 30 orang, jauh berbanding terbalik dengan ratusan personel TNI-Polri dan Satpol PP yang disiagakan.
Meski begitu, mereka tetap menyuarakan tuntutan nasional, mulai dari desakan pengesahan UU Perampasan Aset, reformasi Polri, hingga perbaikan kesejahteraan guru dan dosen.
Tak ketinggalan, persoalan lokal Way Kanan juga disorot, seperti perbaikan infrastruktur rusak dan penyelesaian Islamic Center yang mangkrak.
Begitu juga di Lampung Selatan, Pemandangan berbeda tersaji di Tugu Adipura, Kalianda, Senin (1/9/2025). Ratusan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Lampung Selatan Bersatu melakukan aksi damai dengan penuh ketertiban.
Di tengah kerumunan, Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, memilih langkah sederhana namun sarat makna: duduk bersila di atas aspal, berbaur dengan massa aksi tanpa jarak. (tim/c1/yud)