Harga Pupuk Turun, Petani Senyum
MENGOLAH SAWAH: Suradi ketika ditemui di sawah miliknya di Desa Jatimulyo. -FOTO SINTIA MAHARANI -
BANDARLAMPUNG – Petani di Desa Jatimulyo, Jatiagung, Lampung Selatan (Lamsel), kini semringah. Pasalnya, harga pupuk subsidi kini turun. Hal ini juga didukung dengan harga gabah yang tinggi.
Seperti yang diungkapkan Suradi (65) petani padi asal Jatimulyo, mengakui bila pupuk subsidi kini sudah turun menjadi Rp100 ribu per sak 50 kilogram (kg). "Kalau petani padi standarnya pakai jenis urea dan phonska,” ucapnya, saat ditemui Radar Lampung di sawah miliknya, Kamis (6/11).
Penurunan harga pupuk ini kata petani yang tergabung dalam Gapoktan Daya Murni memberikan keuntungan tersendiri. Sebab bisa mengurangi modal tanam. “Ya kalau murah kami bisa untung. Jadi untuk modal tidak terlalu banyak,” ungkapnya.
Saat ini petani di Jatimulyo belum menanam padi. Sebab sawah di wilayah itu jenis tadah hujan, musim tanam, umumnya dilakukan pada bulan Januari. “Kalau ini sawahnya tadah hujan. Panen satu tahun dua kali. Nanti ini kita panen Januari. Langsung tanam lagi di akhir Januari. Setelah itu, bisa panen lagi di bulan Mei,” ungkapnya.
Ia mengatakan sekali panen, sawahnya yang berukuran 1,5 hektare bisa memanen padi hingga 4 ton.
Tetapi hasil panen tidak menentu setiap tahunnya. Sebab bergantung pada cuaca dan hama yang tidak bisa diprediksi. Untuk hama, ia masih bisa menanganinya. Sedangkan, kendala terberatnya terletak pada cuaca, karena berpengaruh pada pertumbuhan padi.
“Kalau cuaca panas, kurang air jelas pertumbuhan nggak begitu sempurna. Hasilnya juga kurang bagus. Tapi, kalau hujan terus, kebanyakan air, ya susah juga,” tambahnya.
Menurutnya, cara meningkatkan hasil panen yaitu melalui perawatan termasuk butuh modal ekstra. “Jadi, misal untuk tahun ini dapat satu ton, gimana caranya kedepan bisa dapat dua ton melalui perawatan,” tambahnya.
Untuk hasil panen, Suradi menjual harga gabah yang dijualnya saat ini mengikuti aturan pemerintah, yakni sebesar Rp.6.500 per satu kilogram. Ia menjual ke penggilingan padi. “Ada juga dari Bulog. Saya udah ada kontak langganan,” ucapnya.
Terpisah, Sulismiati (49) petani padi di Jatimulyo lainnya. Mengaku belum mengetahui dengan pasti bahwa harga pupuk sudah turun. Namun, ia mendengar kabar pupuk turun dari televisi. Sulis juga mengatakan harga gabah saat ini cukup membuat petani tersenyum.
“Baru tahun ini sampai segitu (Rp6.500). Biasanya tahun-tahun lalu Rp.4.500 sampai Rp.5.000,” kata Sulismiati.(mk-sintia/nca)