JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok dan bertemu sejumlah pihak. Salah satunya dengan petinggi perusahaan produsen Solar Photo Voltaik (PV), Trina Solar.
Pertemuan ini untuk membahas pengembangan pemanfaatan energi baru terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Bahlil mengungkapkan, pertemuan dengan Trina Solar akan memperluas kerja sama dalam pengembangan rantai pasok dan ekosistem energi surya dalam negeri sebagai upaya mewujudkan ketahanan energi.
Bahlil melanjutkan, potensi EBT berupa energi surya di Indonesia sangat melimpah. Bahkan jumlahnya mencapai 3.294 gigawatt peak (GWp).
"Perlu dilakukan penjajakan kerja sama dengan perusahaan produsen Solar PV agar potensi energi surya yang besar ini dapat dioptimalkan," ujar Bahlil dalam keterangannya, Kamis (14/8).
Indonesia menyimpan potensi energi solar yang sangat melimpah. Namun, hingga akhir 2024 yang dimanfaatkan hanya sekitar 912 megawatt (MW).
Karena itu, lanjut Bahlil, dari potensi besar ini Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemimpin dalam transisi energi di tingkat regional dan global. Maka dari itu, diperlukan optimalisasi dalam perencanaan penyediaan tenaga listrik yang lebih bersih dan tetap andal.
Bahlil membeberkan, salah satu fokus pembicaraan adalah penguatan kerja sama dengan PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI), yaitu perusahaan patungan antara Trina Solar dan mitra lokal yang beroperasi di Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, Jawa Tengah.