SPPG Enggal 02 Perketat Pengawasan dan Prosedur Memasak MBG

SUSUN MBG: Petugas SPPG Enggal 02, Kelurahan Pahoman, Kecamatan Enggal, Bandarlampung, saat menyusun MBG, Rabu (22/10)--FOTO LIA NANDA AGUSTINA/MAGANG NASIONAL

BANDARLAMPUNG – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Enggal 02, Kelurahan Pahoman, Kecamatan Enggal, Bandarlampung, memperketat pengawasan dan prosedur memasak Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini untuk memastikan agar makanan yang diterima siswa benar-benar aman dikonsumsi dan berkualitas. 

 

Ahli gizi yang bertugas di SPPG Enggal 02, Rizky Rhamantika, A.md.Gz, menjelaskan bahwa proses penyortiran bahan makanan dilakukan dua kali setiap hari, yakni sebelum proses memasak dimulai dan setelah makanan disajikan di ompreng.

 

"Jadi setiap bahan, terutama sayuran dan lauk, kami sortir satu per satu. Kalau ada yang terlihat tidak segar sedikit saja langsung dipisahkan," ujar Rizky saat ditemui di SPPG Enggal 02, Rabu (22/10).

 

Sayuran yang akan dimasak, kata Rizky, juga dicuci dengan sabun khusus sayuran dan ditambahkan garam dalam proses perendamannya. ’’Langkah ini untuk memastikan sayuran benar-benar bersih dari kotoran, pestisida, hingga bakteri yang mungkin menempel,’’ katanya.

 

Selain itu, kata Rizky, seluruh petugas dapur diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti celemek, penutup kepala, masker, dan sarung tangan selama proses pengolahan makanan. ’’Prosedur ini diberlakukan ketat demi menjaga standar higienitas yang tinggi. Penggunaan sarung tangan pun tidak boleh sembarangan. Saat sudah dipakai, sarung tangan tidak boleh menyentuh benda lain di luar proses pengolahan makanan, seperti gagang pintu, telepon, atau permukaan yang tidak steril. Jika itu terjadi, langsung diganti,” tegasnya.

 

Selain itu, kata Rizky, pihak dapur juga selalu menyiapkan sampel makanan harian sebagai langkah antisipasi apabila sewaktu-waktu dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan. ’’Langkah ini penting untuk menjaga transparansi dan memastikan keamanan pangan bagi siswa penerima program MBG,’’ ungkapnya.

 

SPPG Enggal 02, kata Rizky, mengganti variasi lauk dan sayur agar anak-anak tidak merasa bosan sekaligus menyesuaikan dengan bahan segar yang tersedia di pasaran. ’’Kami jarang menyimpan bahan lama. Bahkan untuk sayuran kering pun tidak disimpan terlalu lama, karena prinsipnya makanan harus berasal dari bahan yang segar,” ucapnya.

 

Tag
Share