FTBI Lampung sebagai Bentuk Apresiasi Anak Belajar Bahasa Daerah

BERNYANYI BERSAMA: Seluruh peserta lomba menyanyi lagu daerah bersama pada acara penutupan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Provinsi Lampung 2025.--FOTO BALAI BAHASA PROVINSI LAMPUNG

BANDARLAMPUNG - Ratusan pelajar SD antusias mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Provinsi Lampung 2025 yang diadakan Balai Bahasa Provinsi Lampung di BPMP Lampung selama tiga hari, 22-24 Oktober 2025. Tahun ini FTBI sedikit berbeda karena ada lomba menyanyi daerah Lampung dan membaca puisi tradisi.
 
Ketua Panitia FTBI Provinsi Lampung Sarman mengatakan antusias peserta SD tahun ini meningkat signifikan dibanding dua tahun sebelumnya. ’’Hampir semua kabupaten/kota ikut. Tahun ini juga ada lomba baru seperti menyanyi lagu daerah Lampung dan membaca puisi tradisi. Ini menunjukkan minat yang luar biasa dari peserta,” katanya.

Sarman menyatakan FTBI bukan sekadar lomba, melainkan bentuk apresiasi kepada anak-anak yang sudah belajar bahasa Lampung di sekolah. ’’Kita ingin anak-anak merasa bangga, merasa apa yang mereka pelajari di sekolah tidak sia-sia. FTBI ini semacam perayaan untuk mereka,” ujarnya.

Sedangkan Kepala Subbagian Umum Balai Bahasa Provinsi Lampung Rima Ulfayanti mengatakan, FTBI merupakan puncak dari program revitalisasi bahasa daerah yang telah menjadi program prioritas sejak 2023. ’’Revitalisasi ini dimulai dari penyusunan model pembelajaran, bimtek guru, dan pengimbasan di daerah,’’ katanya

Sementara Sustiyanti dari Balai Bahasa Provinsi Lampung menambahkan, pihaknya akan terus menjalankan berbagai upaya pelestarian bahasa daerah seperti inventarisasi kosakata dan sayembara penulisan cerita berbahasa Lampung. ’’Kami berharap keluarga juga punya peran. Orang tua harus membiasakan anak-anaknya berbicara dalam bahasa Lampung di rumah,” ungkapnya.

Sustiyanti menyatakan, Balai Bahasa Provinsi Lampung berharap setelah program revitalisasi bahasa daerah berjalan tiga tahun berturut-turut, pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota bisa turut menginisiasi kegiatan serupa. ’’Dengan begitu, pelestarian bahasa Lampung bisa menjangkau lebih banyak pelajar di daerah,’’ harapnya.
 
Di tempat yang sama, beberapa peserta lomba mengaku senang bisa mengikuti FTBI Lampung.
 
Azzam, siswa kelas 4 SD Gunungsanti, Menggala, Tulangbawang, berhasil meraih Juara I Membaca Puisi Tradisi. Ia mengaku senang dan bangga bisa membawa nama sekolah dan daerahnya ke tingkat provinsi. ’’Senang banget, latihan empat hari terus-terusan. Paling susah di bagian bait dan isi puisinya,” tuturnya yang merupakan suku asli Lampung.

Dua peserta lainnya, Dedi dari SDN 2 Dwiwarga Tunggaljaya, Kecamatan Banjaragung, dan  Azka dari SDN 1 Sumbermakmur, Kecamatan Banjarmargo, Tulangbawang, juga menorehkan prestasi di cabang Membaca Aksara Lampung. Masing-masing meraih Juara Harapan II dan Juara Harapan III. Meskipun bukan suku asli Lampung, keduanya mengaku bangga bisa ikut serta dalam FTBI. ’’Bangga banget, kaget pas diumumin menang,” kata Dedi.

’’Aku latihan tiap hari waktu udah deket lomba,” tambah Azka.

Keduanya juga bercerita bahwa pengalaman mengikuti lomba di tingkat provinsi sangat berkesan. ’’Seru banget, bisa ketemu teman dari sekolah lain dan ngerasain suasana lomba di provinsi,” ungkapnya.

Guru pendamping sekaligus Ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) Kabupaten Tulangbawang Nida Putri mengaku bangga bisa mendampingi siswa sampai ke tingkat provinsi.

Nida mengatakan bahwa di Tulangbawang, para peserta terlebih dahulu melewati tiga tahapan seleksi mulai dari zona tingkat kabupaten hingga akhirnya mewakili daerah di tingkat provinsi. ’’Pengalaman ini luar biasa. Walaupun capek karena harus mengurus anak-anak selama tiga hari dua malam, tapi rasanya bahagia bisa melihat mereka berprestasi. FTBI ini penting banget untuk menghidupkan bahasa daerah yang hampir punah,” ujarnya.

Nida berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut agar anak-anak semakin mencintai bahasa Lampung dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. (*)

Tag
Share