TPK Hotel Berbintang di Lampung Naik Jadi 43,42 Persen pada April 2025

Rabu 25 Jun 2025 - 20:44 WIB
Reporter : Agung Budiarto
Editor : Agung Budiarto

BANDARLAMPUNG  –  Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi Lampung pada April 2025 tercatat sebesar 43,42 persen, mengalami kenaikan 16,32 poin dibandingkan Maret 2025 yang tercatat sebesar 27,10 persen. 

Jika dibandingkan April 2024 (39,20 persen), TPK juga naik 4,22 poin.

Kepala BPS Lampung Dr. Ahmadriswan Nasution dalam rilisnya menjelaskan, pihaknya mencatat bahwa peningkatan ini didorong oleh lonjakan jumlah tamu hotel yang mencapai 85.839 orang. 

Rinciannya, terdiri dari 450 tamu asing dan 85.389 tamu domestik. Angka ini meningkat 69,11 persen dibandingkan Maret 2025 yang hanya mencatat 50.758 tamu.

Jika dirinci berdasarkan klasifikasi hotel: Hotel bintang 1 dan 2: TPK 37,88 persen (naik dari 25,31 persen); Hotel bintang 3: TPK 45,69 persen (naik dari 26,65 persen); Hotel bintang 4 dan 5: TPK 45,12 persen (naik dari 28,85 persen)

Secara total, TPK hotel (termasuk non-bintang) pada April 2025 sebesar 32,64 persen, naik 11,45 poin dibanding Maret 2025.

Sementara itu, Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) hotel berbintang pada April 2025 tercatat 1,38 hari, turun tipis 0,06 hari dari bulan sebelumnya (1,44 hari). Tamu asing rata-rata menginap selama 2,24 hari, sedangkan tamu domestik 1,38 hari.

Dilihat dari jumlah tamu menurut klasifikasi hotel: Hotel bintang 1 dan 2: 23.345 tamu (naik 63,31 persen dari bulan sebelumnya); Hotel bintang 3: 32.753 tamu (naik 78,69 persen); dan Hotel bintang 4 dan 5: 29.741 tamu (naik 64,02 persen). 

BPS menyebutkan bahwa peningkatan ini menunjukkan geliat sektor perhotelan di Lampung yang kembali tumbuh positif, terutama didukung oleh lonjakan wisatawan domestik.

Diketahui Okupansi hotel di Indonesia selama libur Lebaran 2025 mengalami penurunan sebesar 20% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, penurunan tersebut terjadi di sejumlah daerah, seperti di Solo, Yogyakarta dan Bali.

“Lebih rendah dari tahun lalu. Tadi saya sempat menelepon beberapa daerah. Solo, Yogya, Bali. Turun rata-rata sekitar 20 persen dari tahun lalu,” katanya setelah menghadiri open house di rumah dinas Rosan Roeslani di kawasan Widya Chandra, Jakarta, Selasa (1/4).

Ia menyebutkan penurunan okupansi hotel selama libur Lebaran 2025 ini dipengaruhi oleh melemahnya daya beli masyarakat. Hal ini tercermin dari proses reservasi atau pemesanan hotel yang lebih lambat bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain itu, Hariyadi menambahkan lama menginap di hotel juga lebih singkat dan tidak berlanjut hingga akhir libur Lebaran pada Senin (7/4) mendatang.

“Nggak sampai tanggal 7. Seperti di Solo, tanggal 4, tanggal 5 (tamu) langsung sudah check out. Di Jogja tanggal 6, Bali menurun juga. Bali itu nggak full sampai tanggal 7,” ungkapnya.

Kategori :