Ayas berkata: ’’Bukannya aku tidak senang dan tidak butuh semuanya itu, melainkan aku tidak mau untuk mendapatkan hanya sedikit dan caranya pun sangat susah payah.
Raja balik bertanya: ’’Maksudmu ?”
Ayas berkata: ’’Saya ingin raja mengulangi isi sayembara tadi.”
Raja berkata: ’’Aku sudah katakan bahwa siapa saja yang menyentuh apa saja, maka apa yang disentuhnya itu akan jadi milik sahnya.”
Ayas tersenyum dan berkata: ’’Baiklah, aku telah menyentuh raja. Maka raja jadi milikku. Semua apa yang menjadi milik raja, otomatis akan menjadi milikku juga kan?
Seluruh kerajaan, seluruh kekuasaan, dan seluruh kekayaan yang ada menjadi milikku hanya dengan menyentuh dan memijit mijit raja.”
Raja tersenyum puas dengan penjelasan Ayas yang sangat cerdas itu. Kisah di atas adalah tamsil bagaimana seharusnya seorang manusia yang cerdas hendaknya menyikapi kehidupan dunia ini, khususnya di bulan Ramadan mulya ini.
Banyak sekali manusia-manusia terperangkap bersusah payah mencari dan mendapatkan keduniaan ini dengan menghabiskan seluruh waktunya, tenaganya, dan pikirannya hanya untuk mendapatkan sedikit keuntungan dunia. Sampai-sampai melupakan amal ibadah yang menjadi kewajibannya.