Bocornya informasi kegiatan yang digagas Disdik Bandarlampung melalui K3S SD Bandarlampung tersebut di antaranya diunggah asisten pribadi pengacara Hotman Paris, Putri Maya Romanti, melalui Instagram-nya (baca: Ratusan Kepsek Bandarlampung Liburan Berkedok Study Tiru).
Sementara saat dikonfirmasi melalui telepon dan pesan WhatsApp, baik Eka Apriana maupun Kusrina tidak merespons.
Namun demikian, tak lama kemudian Kabid Dikdas Mulyadi Syukri atas perintah Eka Apriana yang memberikan klarifikasi. Menurutnya kegiatan tersebut adalah hasil dari dana kepala sekolah.
’’Terkait kepala SD yang studi tiru itu ke Malang dan Solo, ke Jogja hanya transit. Ini program mereka dari tahun 2023, yang memang belum terealisasi, baru dilaksanakan sekarang. Biaya murni pribadi Kepsek dan tidak semua juga ikut. Ada yang tidak ikut, termasuk Ketua K3S Bu Kusrina,” ujar Mulyadi melalui pesan WhatsApp, Rabu (26/2), tanpa menjelaskan lebih jauh soal biaya yang diungkapkan sumber terkesan dipaksakan.
Diketahui, kegiatan studi tiru kepala SD di Kota Bandarlampung tersebut dicanangkan sejak Januari 2024. Rencananya ke Bali, Solo, Malang, dan Jogjakarta. Kemudian awal 2024 itu juga, para kepala sekolah harus sudah melunasi biaya perjalanannya dan diagendakan pada Maret 2024 sudah berangkat.
’’Satu orang diminta Rp4.850.000. Kalau belum bayar kami ditagih-tagih seperti punya utang,” kata sumber tepercaya Radar Lampung saat itu (baca SKH Radar Lampung edisi 9 Agustus 2024).
Namun hingga saat itu agenda studi tiru tersebut tak kunjung terlaksana hingga menimbulkan pertanyaan serta kebingungan di kalangan para Kepsek. Apalagi belakangan katanya ada imbauan untuk menabung guna keperluan trip ke Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
’’Sampai sekarang (saat itu, 9 Agustus 2024) belum ada kejelasan soal study tour ke Bali. Kabar terbaru justru ada rencana mau dialihkan ke Palembang. Itu Kadis malah yang ngomong: ’kita ini mau jalan-jalan ke Palembang, harus nabung dari sekarang’,” jelasnya menirukan pengumuman yang mereka dapat.
Kepada Radar Lampung, sumber lain pun menyampaikan keberatannya terkait pungutan biaya studi tur tersebut. Menurutnya, uang sebesar Rp4,85 juta terbilang besar. Lantaran uang tersebut berasal dari kocek pribadi.
Sementara, sambungnya, kegiatan tersebut dinilai tidak benar-benar bermanfaat. “Urgensinya apa gitu lho,” tukasnya.
Dikonfirmasi terkait masalah ini, Ketua K3S yang juga Kepala SDN 2 Rawalaut Kusrina membenarkan adanya penarikan iuran tersebut. Meski begitu, Kusrina menyatakan kegiatan itu sama sekali tidak wajib. ’’Enggak wajib, hanya yang berkenan,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (8/8).
BACA JUGA:Banjir Kembali Landa Kota Bandar Lampung
Menurutnya, tidak seluruh kepala SD di Bandarlampung ikut dalam kegiatan tersebut. Namun, Kusrina mengaku tidak mengetahui angka pasti saat diminta menyebutkan jumlah Kepsek yang ikut. “Saya mesti lihat data dulu,” dalihnya.
Kusrina menjelaskan, pihaknya juga telah mengembalikan uang iuran kepada beberapa Kepsek yang kebetulan telah pensiun. Ditanya apakah diperbolehkan bagi Kepsek membatalkan keikutsertaan mereka dalam kegiatan tersebut, Kusrina mempersilakan.
“Untuk yang memang merasa keberatan ya tidak dipaksakan. Silakan cabut kembali,” tegasnya seraya menyatakan bakal mengembalikan uang iuran bagi Kepsek yang membatalkan.
Kusrina menambahkan, ada beberapa alasan yang menyebabkan jadwal kegiatan tersebut mundur. Di antaranya waktu pelaksanaan bertabrakan dengan jadwal pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta inspektorat. Kemudian ada pula Pemilu. Ditambah lagi insiden kecelakaan bus study tour yang membawa rombongan sekolah beberapa waktu lalu.