BANDARLAMPUNG - Sudah beberapa hari ini, hujan melanda Kota Bandar Lampung dengan intensitas relatif sedang sampai tinggi. Dampaknya, terjadi banjir hampir di semua daerah di Kota Bandar Lampung.
Hal ini mungkin bisa disebabkan oleh tidak mengalirnya air hujan akibat saluran drainase yang tersumbat, daerah serapan berkurang akibat digunakan sebagai pemukiman, pendangkalan sungai akibat adanya penumpukan sedimen.
Berita terbaru ini adalah terjadinya banjir di Kecamatan Tanjung Senang banjir setinggi lutut orang dewasa merendam tiga perumahan di Kelurahan Pematang Wangi, yaitu Perumahan Arinda, Perumdam, dan Seroja.
Dosen Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Syahidus Syuhada mengatakan, banjir bila terus dibiarkan akan memberikan dampak buruk yang salah satunya adalah kerusakan infrastuktur jalan.
BACA JUGA:Mendes Yandri Susanto Bantah Terlibat dalam Pilkada Banten 2024 untuk Menangkan Istri
Jalan atau juga dikenal dengan istilah perkerasan yang umum terdiri dari perkerasan kaku (rigid pavement) dan perkerasan lentur (flexible pavement).
Jalan aspal, dikenal juga dengan istilah perkerasan lentur (flexible pavement) merupakan campuran material berbutir (agregat) berupa kerikil, pasir, dan bahan pengisi lainnya (filler) yang dicampurkan dengan bahan perekat berupa aspal.
Kata Syahidus Syuhada, jenis perkerasan ini banyak digunakan karena biaya murah dan pengerjaan yang relatif lebih mudah dibandingkan dengan jenis perkerasan lainnya.
“Untuk masalah kebisingan, suara yang ditimbulkan akibat gesekan ban kendaraan dengan jalan juga relatif lebih halus dibandingkan jenis perkerasan kaku,” ujar Syahidus Syuhada.
Banjir dapat menyebabkan tanah dasar perkerasan jalan raya menjadi jenuh. Jenuh merupakan kondisi saat ruang pori pada tanah diisi penuh oleh air.
Menurut Syahidus Syuhada, saat tanah dalam kondisi jenuh, maka kekuatan tanah akan mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan oleh berkurangnya kuat geser tanah yang diakibatkan adanya penurunan tegangan efektif (tegangan kontak antar butiran tanah) disebabkan adanya kenaikan tegangan air pada tanah.
BACA JUGA:Kapolri Pastikan Solidaritas TNI-Polri Terjaga Meski Terjadi Insiden di Polres Tarakan
Dengan berkurangnya kekuatan tanah, maka kemampuan tanah dalam menerima beban akan berkurang. Selain kekuatan tanah berkurang, penurunan pada tanah juga akan lebih besar pada kondisi ini.
“ Karena deformasi/penurunan tanah yang besar ini, dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada struktur perkerasan jalan raya. Maka tidak jarang banyak ditemukan jalan yang bergelombang dan retak setelah dilanda oleh banjir,” ucapnya.
Air dapat berasal dari air hujan yang jatuh di permukaan lapisan perkerasan kemudian masuk melalui pori-pori pada perkerasan, infiltrasi melalui bahu jalan, seepage (aliran air dalam tanah) pada tanah serta fluktuasi air tanah.