Waspada Banjir Rob di Pesisir Lampung!

Jumat 31 Jan 2025 - 22:46 WIB
Reporter : Melida Rohlita
Editor : Syaiful Mahrum

BANDARLAMPUNG - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung telah mengeluarkan peringatan dininya terkait banjir rob di sebagian besar pesisir wilayah Lampung, 29 Januari-2 Februari 2025. Hal ini diungkapkan Kepala BMKG Maritim Lampung Kelas IV Panjang Tarjono.

Tarjono mengatakan, pihaknya memprediksi fenomena pasang maksimum yang dipengaruhi oleh bulan besar akan segera terjadi di laut Lampung.

"Ya, benar. Kami masih melihat adanya pasang maksimum disertai dengan fenomena supermoon pada 29 Januari 2025 dan fenomena bulan baru pada 2 Februari 2025. Berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap ketinggian pasang air laut maksimum pada 29 Januari 2025 hingga 2 Februari 2025 yang berpotensi terjadinya banjir pesisir," katanya.

Menurut Tarjono, kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir. Seperti aktivitas bongkar-muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, dan perikanan darat. "Kami BMKG Maritim Lampung selalu meminta masyarakat yang ada di wilayah pesisir untuk waspada dan terhadap banjir rob atau pasang maksimum ini," imbaunya.

Adapun wilayah yang berpotensi terjadi banjir rob hingga awal Februari 2025 adalah pesisir Bandarlampung, pesisir Pesawaran, pesisir Tanggamus, pesisir timur Lampung, pesisir Lampung Selatan, dan Pesisir Barat. 

Diketahui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas IV Maritim Panjang, Bandarlampung, juga menyebut gelombang tinggi hingga 4 meter berpotensi terjadi di perairan Lampung hingga beberapa hari ke depan. Hal ini diungkapkan Forecaster Stasiun Meteorologi Kelas IV Panjang Eka Suci Puspita. 

Eka mengatakan berdasarkan hasil pemantauan pihaknya menggambar kondisi kecepatan angin tertinggi terlihat di Provinsi Lampung. "Pola angin di wilayah perairan Lampung pada umumnya bergerak dari arah barat hingga utara dengan kecepatan angin berkisar 2–25 knot. Di mana, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Lampung, Selat Sunda selatan Lampung, dan Teluk Lampung bagian selatan," katanya.

Menurut Eka, kondisi tersebut dapat membuat gelombang tinggi mulai dari 1,5 meter hingga 4 meter yang akan berpengaruh pada aktivitas nelayan dan perairan lainnya di laut Lampung.

"Berisiko terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Sedangkan kapal tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter," bebernya.

Adapun wilayah yang berpotensi terjadinya gelombang tinggi mulai dari 2-4 meter, kata Eka, yakni perairan Pesisir Barat, Teluk Lampung bagian selatan, dan Selat Sunda selatan Lampung.

Karena itu, kata Eka, masyarakat dan nelayan yang sedang melakukan aktivitas berlayar dimbau untuk selalu berhati-hati terhadap segala kemungkinan yang terjadi.

"Karena ini berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Disarankan berlayar pada perahu nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Kapal tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter. Kapal Ferry apabila kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter," ungkapnya. (*)

 

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait