BANDAR LAMPUNG – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandarlampung Muhtadi A. Temenggung mengungkapkan bahwa hingga September 2024, capaian realisasi investasi di Bandarlampung mencapai 48%.
Capaian ini didasarkan pada target investasi tahun 2024 yang sebesar Rp3,2 triliun, sesuai dengan data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
“Realisasi investasi kita dari Januari hingga September berdasarkan penghitungan rilis BKPM menunjukkan capaian 48,82%. Dengan target investasi Rp 3,2 triliun, rincian realisasinya terdiri dari PNDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) sebesar Rp 1,12 triliun dan PMA (Penanaman Modal Asing) sebesar Rp 464 miliar,” jelas Muhtadi, Senin (9/12/2024).
Menurut Muhtadi, sebagian besar kontribusi investasi tersebut berasal dari beberapa proyek, termasuk dua hotel di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Sultan Agung, serta proyek apartemen BW Tower yang perizinannya telah diterbitkan.
“Perizinan yang sudah diterbitkan antara lain untuk dua hotel di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Sultan Agung, serta BW Tower atau apartemen yang izinnya sudah dikeluarkan. Nilai investasinya untuk apartemen tersebut belum diketahui karena pembangunan fisiknya belum dimulai,” terang Muhtadi.
BACA JUGA:IRT Kurir Sabu Divonis 10 Tahun Penjara
Dia juga berharap bahwa investasi untuk dua hotel tersebut akan mencapai sekitar Rp 600 miliar, dengan masing-masing hotel diperkirakan menghasilkan realisasi investasi sekitar Rp 200-300 miliar.
“Selain hotel, ada juga proyek Waterpark dan penginapan, namun realisasi investasinya masih kecil. Kami berharap dua hotel ini dapat mencapai realisasi investasi sekitar Rp 200-300 miliar per hotel. Belum termasuk proyek apartemen yang masih dalam tahap perencanaan,” tambahnya.
Muhtadi juga mencatat bahwa beberapa proyek jangka panjang, seperti pembangunan apartemen, Waterpark, dan taman hiburan, masih belum dapat dipastikan besaran investasinya. Beberapa faktor, seperti kondisi politik, turut memengaruhi keputusan investor untuk menunda investasi besar.
“Karena ini proyek jangka panjang yang tidak bisa selesai dalam waktu cepat, kondisi politik juga berpengaruh. Investor cenderung menunggu situasi politik stabil sebelum melakukan investasi besar. Namun, Pemkot terus melakukan pendampingan untuk mempercepat realisasi proyek, salah satunya melalui perizinan,” imbuhnya.
Meski begitu, Muhtadi optimis bahwa pada akhir tahun ini, realisasi investasi di Kota Bandar Lampung akan mencapai lebih dari 50%. “Kami yakin, pada akhir tahun, realisasi investasi akan melebihi 50%.
Selain proyek yang sudah disebutkan, ada juga pengembangan usaha, peningkatan kapasitas usaha, serta bidang usaha lainnya, termasuk restoran, yang turut berkontribusi,” tandasnya. (mel/c1/abd)