IPO Prediksi Munaslub Golkar Dekat, Posisi Bahlil Disebut Terancam

Direktur Eksekutif IPO menilai peluang Munaslub Golkar cukup besar, terutama karena loyalis Airlangga masih solid. -Foto IST -

JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memprediksi Partai Golkar menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) dalam waktu dekat. Tujuannya diduga untuk mengganti posisi Ketua Umum Bahlil Lahadalia.
’’Peluang Golkar menggelar munaslub cukup besar,” ujar Dedi pada Rabu (6/8).
Menurut Dedi, Bahlil dinilai sebagai sosok yang tidak lahir secara organik dari internal partai.
Kondisi ini menyebabkan proses konsolidasi di tubuh Golkar tidak berjalan optimal. Hal tersebut pula yang menjadi alasan mengapa Munaslub kemungkinan besar akan digelar.
“Apalagi, cukup banyak elite Golkar yang memiliki potensi kuat dan bisa tampil ke permukaan,” ujar dosen Universitas Telkom itu.
Dedi menambahkan, loyalis mantan Ketua Umum Airlangga Hartarto masih memiliki kekuatan signifikan di internal partai. Mereka, kata dia, bisa saja bergerak dan mendorong pelaksanaan Munaslub.
“Loyalis Airlangga memang tak bisa bertindak terbuka selama Bahlil memimpin di era Presiden Jokowi. Tapi kini situasi berubah. Jokowi sudah tak lagi memegang kekuasaan, dan posisi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga disebut-sebut tidak terlalu dominan dalam pemerintahan,” ungkap Dedi.
Menurutnya, ini bisa menjadi momentum bagi sejumlah pihak untuk mengambil alih kepemimpinan partai dari tangan Bahlil.
Lebih lanjut, Dedi menyinggung karakter Presiden Prabowo Subianto yang dikenal tak menyukai kegaduhan politik. Jika dinamika internal Golkar menimbulkan riak yang besar, Prabowo diperkirakan akan memilih mendukung stabilitas partai.
“Dan itu berarti, posisi Bahlil bisa dalam ancaman,” tutupnya.
Sebelumnya, Partai Golongan Karya (Golkar) kembali diguncang isu musyawarah nasional luar biasa (munaslub) yang mencuat sejak akhir Juli 2025. Wacana tersebut dinilai sebagai upaya mengganti Ketua Umum Bahlil Lahadalia, yang baru memimpin partai kurang dari setahun.
Bahlil terpilih secara aklamasi dalam Munaslub Golkar di Jakarta Convention Center pada 21 Agustus 2024, menggantikan Airlangga Hartarto.
Meski belum ada pernyataan resmi dari pengurus pusat, isu Munaslub terus berkembang, baik di media daring maupun media sosial. Ada pihak yang menilai rumor ini hanyalah hoaks dan upaya memecah soliditas internal partai. Namun, ada pula yang menyebutnya sebagai tanda ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Bahlil.
Isu ini diduga dipicu oleh narasi bahwa Bahlil belum berhasil merangkul seluruh elemen partai dan belum mengakar kuat di struktur organisasi. Hal ini turut dianalisis oleh pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, yang menyebut wacana Munaslub mencerminkan dua dinamika:
Pertama, adanya resistensi internal jika Bahlil dinilai gagal menyatukan faksi-faksi di dalam partai.
Kedua, ketegangan eksternal terkait hubungan Bahlil dengan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Bahlil yang dikenal dekat dengan Presiden Jokowi dianggap memiliki kebijakan yang kadang bertolak belakang, seperti soal distribusi LPG 3 kg dan izin tambang nikel di Papua Barat.
Nama Menteri ATR/BPN Nusron Wahid bahkan sempat dikaitkan sebagai calon pengganti Bahlil. Isu ini menguat setelah beredar kabar bahwa Nusron dipanggil ke kediaman Presiden Prabowo di Hambalang. Namun, Nusron membantah tegas bahwa dirinya terlibat dalam wacana Munaslub. Ia juga memastikan tidak ada pembahasan terkait itu di lingkungan Istana.
Menanggapi rumor tersebut, Bahlil Lahadalia bersama sejumlah tokoh senior Golkar langsung memberikan klarifikasi. Mereka menyebut isu Munaslub tidak berdasar dan hanya manuver politik untuk menggoyang partai.
“Masak kita percaya sama berita yang enggak jelas sumbernya?” ujar Bahlil.
Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Golkar, Abdul Rahman Farisi, menyatakan bahwa isu ini tidak memenuhi etika jurnalistik dan cenderung sebagai framing politik. Ia menyebut Golkar sedang fokus pada konsolidasi melalui Musyawarah Daerah (Musda) di seluruh provinsi.
Sementara itu, politikus senior Nurdin Halid menilai isu Munaslub sebagai “isu murahan” yang tidak perlu ditanggapi secara serius. Ia memastikan hubungan Bahlil dan Presiden Prabowo tetap harmonis.
“Soliditas partai masih sangat kuat, dari pusat hingga daerah. Program konsolidasi juga berjalan lancar,” tambahnya.
Di media sosial, berbagai akun turut merespons isu ini. Akun @Melihat_IXXX menilai rumor tersebut didorong ketidakpuasan internal dan kemungkinan restu Istana. Sebaliknya, akun @radaraktXXX menilai isu ini tidak relevan karena tidak sejalan dengan kondisi nyata Golkar yang solid.
Perlu dicatat, Munaslub bukan hal baru di tubuh Golkar. Pada Agustus 2024, forum serupa digelar untuk mengganti Airlangga Hartarto. Bahkan sebelumnya, pada 2016, Munaslub juga dilaksanakan dengan delapan kandidat ketua umum.
Berdasarkan AD/ART partai, Munaslub hanya dapat diselenggarakan jika didukung oleh minimal separuh DPD provinsi dan ormas pendukung partai. (jpnn/c1/abd)


Tag
Share