BACA JUGA:Timnas Lolos Piala Dunia Masuk DBON
Hingga saat ini, Amsiyah masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Mitra Husada. Kepala UPTD Puskesmas Bangkunat, Maria Susanti, menyampaikan harapannya agar Amsiyah segera pulih.
“Kami berharap pasien bisa kembali sehat seperti sedia kala. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bidan desa dan warga yang telah berjuang keras dalam menyelamatkan nyawa pasien,” ujarnya.
Maria juga menyoroti pentingnya peningkatan layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil. “Kondisi seperti ini menunjukkan betapa sulitnya akses kesehatan bagi warga di wilayah terpencil. Kami berharap pemerintah bisa memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan fasilitas kesehatan dan infrastruktur di daerah seperti Pekon Way Tiyas,” tambahnya.
Kisah perjuangan warga Pekon Way Tiyas ini menggambarkan ketangguhan dan solidaritas masyarakat di tengah berbagai keterbatasan. Meski hidup di daerah yang jauh dari pusat kota dan minim fasilitas, semangat gotong-royong tetap menjadi kekuatan utama mereka dalam menghadapi situasi darurat.
Dian Setiawan, Peratin Way Haru, menegaskan bahwa semangat kebersamaan seperti inilah yang menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan. “Kami sadar, kami tidak bisa mengandalkan bantuan dari luar dalam situasi darurat seperti ini. Karena itu, kami selalu bersatu untuk membantu siapa pun yang membutuhkan,” katanya.
BACA JUGA:Asuransi Umum Raup Total Premi Rp79,6 T
Namun, Dian juga berharap agar pemerintah daerah maupun pusat tidak menutup mata terhadap kondisi warga di daerah terpencil seperti Pekon Way Tiyas. “Kami membutuhkan akses jalan yang memadai, fasilitas kesehatan yang lebih baik, dan dukungan lainnya agar masyarakat di sini bisa hidup dengan lebih layak,” ujarnya dengan nada penuh harap.
Kisah Amsiyah bukanlah yang pertama terjadi di wilayah terpencil seperti Pekon Way Tiyas. Kurangnya akses jalan, minimnya fasilitas kesehatan, dan buruknya jaringan telekomunikasi menjadi masalah yang terus dihadapi oleh warga di daerah tersebut.
Menurut data yang dihimpun, wilayah Bangkunat adalah salah satu daerah dengan akses kesehatan yang paling sulit di Kabupaten Pesisir Barat. Banyak desa di wilayah ini yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua di jalan setapak yang curam dan berbatu.
Buruknya infrastruktur ini membuat warga harus menghadapi risiko besar dalam situasi darurat medis. Banyak kasus di mana pasien terlambat mendapatkan penanganan medis akibat sulitnya akses transportasi.
BACA JUGA:Prabowo Tegaskan Komitmen Jaga Iklim Bisnis
Kisah ini menjadi pengingat akan pentingnya perhatian lebih terhadap wilayah-wilayah terpencil di Indonesia. Pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat, diharapkan dapat mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil, khususnya dalam hal infrastruktur dan layanan kesehatan.
“Jika ada jalan yang memadai, jika ada fasilitas kesehatan yang lebih dekat, mungkin kita tidak perlu menghadapi situasi seperti ini lagi,” kata Dian Setiawan.
Perjalanan panjang Amsiyah menuju perawatan medis yang layak adalah cerminan dari kekuatan, ketabahan, dan solidaritas masyarakat desa. Di tengah keterbatasan, mereka menunjukkan bahwa gotong-royong adalah kekuatan yang mampu mengatasi berbagai rintangan.
Kini, harapan tertuju pada kesembuhan Amsiyah dan masa depan yang lebih baik bagi warga Pekon Way Tiyas dan desa-desa terpencil lainnya. Semoga kisah ini menjadi pemicu perubahan nyata, agar tak ada lagi ibu-ibu seperti Amsiyah yang harus bertaruh nyawa hanya untuk mendapatkan layanan kesehatan yang mereka butuhkan. (yud)