Unila Kukuhkan 6 Guru Besar

Senin 02 Dec 2024 - 20:43 WIB
Reporter : Anggi Rhaisa
Editor : Yuda Pranata

Prof Gregorius Nugroho Susanto, M.Si merupakan Guru Besar FMIPA Unila  Ranting Ilmu/Kepakaran Fisiologi Hewan Akuatik. Ia  membacakan orasi ilmiah berjudul “Inovasi Bioteknologi : Steroid Alami Teripang Dan Bulu Babi Dalam Sex Reversal Ikan dan Crustacea”.

Prof.Dr.Ernie Hendrawaty, SE.,M.Si merupakan Guru Besar FEB Unila ranting Ilmu/kepakaran Perbankan dan Keuangan Enviroment, Social and Governance. Ia membacakan orasi ilmiah berjudul “Literasi dan Inklusi keuangan sebagai pilar Tranformasi Ekonomi dan Keberlanjutan Global”.

BACA JUGA:Pemerintah Harus Berani Hentikan Pembayaran Obligasi Rekap BLBI

Prof Dr Amrizal, S.T, M.T merupakan Guru Besar Fakultas Teknik Unila ranting Ilmu/Kepakaran Rekayasa Energi Terbarukan dan Teknik Energi Surya. Ia membacakan orasi ilmiah berjudul “Karakteristik Model Quasi - Dynamic Kolektor Surya Hybrid Pv/T Berdasarkan Konsep Aliran Piston (Pengembangan Energi Terbarukan).

Prof.Radix Suharjo S.P.M.Agr.PhD merupakan Guru Besar Fakultas Pertanian Unila ranting Ilmu/ kepakaran Bakteriologi Patogen Tumbuhan . Ia membacakan orasi ilmiah berjudul “Arti Penting Taksonomi Bakteri Patogen Tumbuhan : Fondasi Untuk Pemahaman, Pengelolaan, dan Pengembangan Pertanian Berkelanjutan”.

Prof.Arizka Warganegara, S.I.P, M.A,PhD merupakan Guru Besar Ranting Ilmu/Kepakaran Geografi Politik. Ia membacakan orasi ilmiah berjudul “Mengembangkan Studi Geografi Politik di Indonesia : Tantangan dan Harapan”.

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Arizka Warganegara, S.I.P,. M.A,. Ph.D mengemukakan ada tiga tantangan dan hambatan dalam pengembangan studi geografi politik di Indonesia.

Pertama, studi yang bersifat interdisiplin seperti halnya geografi politik masih belum begitu familiar dalam konteks Indonesia sehingga para ilmuwan kita terbiasa melihat fenomena sosial politik dengan menggunakan kacamata tunggal.

Kedua pengembangan studi interdisiplin di Indonesia masih terlalu fokus pada level pascasarjana. Dalam konteks ini kata dia, seharusnya di Indonesia sudah mulai dibuka program studi di level sarjana berbasis keilmuan interdisiplin.

Ketiga, meletakkan studi geografi dan politik pada irisan departemen/jurusan yang berbeda membuat studi geografi politik di Indonesia tidak terlalu berkembang. Politik berdiri sendiri sebagai kajian, begitu juga geografi.

Oleh sebab itu, ia mengusulkan beberapa hal yang dapat dipertimbangkan bagi membantu mengembangkan studi geografi politik di Indonesia.

BACA JUGA:Buruh Nilai Kenaikan Upah Masih Belum Sesuai

Seperti mata kuliah geografi politik harus dimasukkan sebagai salah satu mata kuliah wajib dalam program studi ilmu politik, ilmu pemerintahan, ilmu hubungan internasional, administrasi negara, dan geografi.

Kemudian, mendorong penelitian- penelitian interdisiplin pada level pembelajaran sarjana, bukan hanya pada level pascasarjana.

Dan pengembangan asosiasi-asosiasi studi geografi politik atau memasukkan geografi politik sebagai salah satu speciality dalam asosiasi- asosiasi rumpun ilmu terdekat seperti asosiasi keilmuan Politik-HI- Pemerintahan dan asosiasi keilmuan geografi.

Rektor Unila, Prof Dr Lusmeilia Afriani, S.T.,D.E.A., IPM., ASEAN.Eng pun menanggapi usulan Prof Arizka mengenai mata kuliah geografi politik harus dimasukkan sebagai salah satu mata kuliah wajib dalam program studi ilmu politik, ilmu pemerintahan, ilmu hubungan internasional, administrasi negara, dan geografi. 

Tags :
Kategori :

Terkait