JAKARTA, RADAR LAMPUNG – Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mewarning seluruh guru di Indonesia.
Bukan hanya netralitas saja, dia juga mengingatkan para guru untuk tetap konsisten menjalankan tugasnya sebagai pendidik, tanpa terpengaruh dinamika politik yang tengah berlangsung.
Pilkada serentak ini akan memilih kepala daerah mulai dari gubernur hingga walikota di seluruh Indonesia.
Abdul Mu'ti mengimbau agar para guru tidak menjadikan sekolah sebagai tempat untuk berkampanye.
BACA JUGA:Sanksi Pidana Menanti Kepala Desa dan Lurah yang Langgar Netralitas di Pilkada Serentak 2024
"Kami mengingatkan kepada para guru agar tetap fokus pada profesinya sebagai pendidik. Meskipun mereka berhak berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah, sekolah harus tetap menjadi tempat untuk belajar, bukan arena kampanye politik," ujar Mu'ti saat ditemui di kawasan Glodok, Jakarta Barat, pada 19 November 2024.
Dia juga menekankan pentingnya netralitas bagi guru di lingkungan pendidikan.
"Guru harus menjaga netralitas dan tidak membawa politik ke dalam satuan pendidikan. Sekolah adalah tempat yang seharusnya bebas dari pengaruh politik," lanjutnya.
Namun, di luar lingkungan sekolah, Mu'ti memberikan kebebasan bagi para guru untuk mengekspresikan pandangan politik mereka.
BACA JUGA:Jelang Pilkada, Disdukcapil Lampung Kejar 87.398 Jiwa yang Belum Perekaman KTP
"Di luar sekolah, para guru bebas untuk berpartisipasi dalam politik dan menentukan hak pilih mereka. Bahkan, saya mendorong para guru untuk tidak golput, karena setiap suara memiliki arti penting dalam demokrasi," tambahnya.
Mu'ti juga menilai golongan putih (golput) sebagai pilihan yang tidak produktif dalam mendorong partisipasi politik.
"Meskipun golput tidak melanggar hukum, namun menurut saya, itu bukan keputusan yang memberikan manfaat besar dalam membangun partisipasi politik yang konstruktif," tandasnya. (disway/abd)