“Jika berbicara tentang kemiskinan, kita harus memperhatikan pengangguran dan program pendidikan. Saya tidak ingin ada lagi anak-anak yang tidak mampu bersekolah, apalagi jika sekolah gratis itu ternyata masih ada pungutan di sana sini. Apakah itu namanya sekolah gratis?” tanya Reihana, mengkritik program sekolah gratis yang disebutnya belum sepenuhnya gratis.
Eva Dwiana membantah tuduhan tersebut, dengan menjelaskan bahwa masalah pungutan sering kali terjadi pada jenjang SMA dan SMK, yang merupakan kewenangan pemerintah provinsi, bukan kota.
“Untuk SD dan SMP tidak ada masalah. Masalah sering terjadi pada SMA dan SMK karena itu urusan pemerintah provinsi,” jelas Eva Dwiana.
Di bagian akhir debat, kedua pasangan calon menyampaikan komitmen mereka untuk menciptakan kebijakan yang harmonis dan sinergis dalam mengurangi kemiskinan di Bandar Lampung. Reihana dan Aryodhia menekankan perlunya peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, sementara Eva dan Deddy menyoroti pengentasan angka kemiskinan melalui perbaikan infrastruktur dan peningkatan layanan dasar.(*)