Dua Mahasiswa Itera Berpartisipasi dalam The 1st Uninet Summer

Jumat 04 Oct 2024 - 21:02 WIB
Reporter : Anggi Rhaisa
Editor : Syaiful Mahrum

BANDARLAMPUNG - Dua mahasiswa Fakultas Sains Institut Teknologi Sumatera (Itera) berpartisipasi dalam kegiatan The 1st Uninet Summer Program bertajuk Revisiting The Aceh Tsunami after 20 Years: Insights, Resilience, and Progress di Universitas Syiah Kuala, Aceh, Indonesia. 

Program ini diadakan untuk memperingati 20 tahun tsunami Aceh yang terjadi pada 2004 dan berlangsung pada 22–28 September 2024.

Dua mahasiswa Fakultas Sains Itera yakni Septria M. Uzer dari Program Studi Fisika dan Erinna Fredella dari Program Studi Sains Aktuaria.

Erinna menjelaskan, The 1st Uninet Summer diikuti oleh 

mahasiswa nasional dan internasional dengan mengundang berbagai pembicara untuk berbagi wawasan tentang mitigasi bencana. Baik dari akademisi, praktisi, maupun organisasi internasional.

BACA JUGA:Ada 61 PTS Aktif di Lampung

“Kegiatan ini menjadi wadah untuk berdiskusi mengenai tantangan dan solusi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami,” jelas Erinna.

Selain itu, kata Erinna, para peserta juga diajak mengunjungi lokasi-lokasi terdampak tsunami untuk memahami lebih dalam dampak dari bencana tersebut.

Selain itu, kata Erinna, para peserta juga diajak mengunjungi lokasi-lokasi terdampak tsunami untuk memahami lebih dalam dampak dari bencana tersebut.

Pada hari pertama, kata Erinna, acara dibuka dengan sesi Plenary Talks yang menghadirkan tujuh topik utama. Di antaranya Plate Tectonics and Local Geological Features, Mega Thrust: Are We Ready for the Next Hit?, dan Effective Communication Strategies for Tsunami Risk Awareness.

Salah satu poin penting yang disampaikan dalam diskusi ini, kata Erinna, bahwa bukan gempa atau tsunami yang membunuh, melainkan bangunan yang tidak kuat. 

BACA JUGA:Transformasi Bisnis Bumbu Lokal, IIB Darmajaya Ungkap Rahasia Sukses Usaha Miranti dengan E-Promotion

Karena itu, kata Erinna, korupsi dalam pembangunan harus dihentikan demi menciptakan infrastruktur yang lebih tangguh.

Kegiatan hari kedua mencakup kunjungan lapangan ke Museum Tsunami, PLTD Apung, dan bangunan penyelamatan di Desa Alue Deah Tengoh diikuti dengan penanaman mangrove sebagai upaya pencegahan abrasi. 

Kunjungan juga dilanjutkan ke situs sejarah di Baitussalam untuk mempelajari benteng kuno yang ada di sana.

Tags :
Kategori :

Terkait