BANDARLAMPUNG – Berdasarkan hasil survei yang dirilis Disway Research and Development (DRD) serta Departemen Riset, Penelitian, dan Pengembangan (Litbang) Radar Lampung Media Group (RLMG) terungkap sejumlah hal menarik.
Dari responden yang terlibat, 62,90% menyatakan menerima praktik politik uang dan barang dari calon gubernur (cagub) serta tim sukses mereka. Sedangkan 37,10% responden menyatakan tidak menerima.
Angka ini menunjukkan adanya penerimaan yang signifikan terhadap praktik yang sering dianggap kontroversial dalam dunia politik.
Ini mencerminkan adanya pragmatisme di kalangan pemilih yang mungkin melihat bantuan tersebut sebagai bentuk dukungan atau solusi sementara untuk kebutuhan mereka.
BACA JUGA:Fenomena Kotak Kosong: Kemunduran Demokrasi yang Menguntungkan
Namun, meskipun penerimaan terhadap praktik politik uang cukup tinggi, temuan lain dalam survei ini menunjukkan paradoks yang menarik.
Ketika ditanya apakah pemberian uang dan barang akan memengaruhi pilihan mereka? Sebanyak 72% responden menyatakan bahwa pemberian tersebut tidak akan memengaruhi keputusan mereka. Hanya 28% yang menjawab terpengaruh.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun mereka mungkin menerima praktik tersebut, sebagian besar pemilih tetap memiliki komitmen terhadap kriteria lain yang lebih penting dalam menentukan pilihan, seperti visi, misi, dan program calon.
Kondisi ini menciptakan kontradiksi yang mencolok di tengah masyarakat. Di satu sisi, praktik politik uang dan barang mungkin dianggap sebagai hal yang lumrah dan diterima, tetapi di sisi lain, masyarakat tampak semakin kritis dan cerdas dalam menilai calon pemimpin mereka.
Responden tampaknya menyadari bahwa dukungan yang diberikan melalui praktik ini tidak seharusnya mengubah komitmen mereka terhadap nilai-nilai dan tujuan politik yang lebih besar.
Temuan ini mengisyaratkan bahwa pemilih saat ini semakin selektif dan rasional. Mereka tidak hanya berfokus pada insentif jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan dampak jangka panjang dari pilihan mereka.
Bagi para kandidat, situasi ini menjadi tantangan tersendiri. Dalam lingkungan di mana politik uang tidak lagi memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilih, mereka dituntut untuk lebih fokus pada program dan ide yang konkret dan relevan.
Alih-alih mengandalkan strategi pemberian materi sebagai cara untuk mendapatkan suara, kandidat harus berinvestasi dalam pengembangan visi yang jelas dan program kerja yang terukur untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
BACA JUGA:DPRD Lampung Gelar Paripurna RPJMD dan Enam Raperda