Terendah Sepanjang 2024, Juli Lampung Deflasi 0,16 Persen

Jumat 02 Aug 2024 - 10:32 WIB
Reporter : Prima Imansyah Permana
Editor : Taufik Wijaya

BANDAR LAMPUNG, RADAR LAMPUNG - Provinsi Lampung mengalami deflasi sebesar 0,16 persen secara bulanan (m-to-m). 

Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis, melalui rilis resmi secara daring di Bandar Lampung, Senin 1 Agustus 2024.

Dijelaskan, deflasi merupakan suatu periode di mana harga-harga secara umum mengalami penurunan dan nilai uang bertambah.

Menurut Atas Parlindungan Lubis, kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap deflasi bulanan yaitu makanan, minuman, dan tembakau.

"Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi terbesar terhadap deflasi bulanan dengan andil sebesar 0,26 persen," ujar Atas Parlindungan Lubis.

Fluktuasi harga pangan menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan inflasi pada periode ini. "Penurunan harga komoditas seperti bawang merah, tomat, cabai merah, bawang putih, dan susu cair kemasan menjadi penyebab utama deflasi pada kelompok ini," ungkapnya.

Secara rinci Atas Parlindungan Lubis menyampaikan ada lima komoditas yang memiliki andil pada deflasi.

Lima komoditas tersebut adalah bawang merah dengan andil deflasi 0,32 persen, tomat (0,10 persen), cabai merah (0,08 persen), bawang putih (0,02 persen), dan susu cair kemasan (0,02 persen).

Kemudian, untuk tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) pada Juli 2024 tercatat sebesar 2,55 persen. Tingkat inflasi bulan Juli 2024 lebih rendah jika dibandingkan inflasi yoy pada enam bulan terakhir. 

Rinciannya, pada Juni sebesar 2,84 persen, Mei (3,09 persen); April (3,29 persen); Maret (3,45 persen), Februari dan Januari 2024 masing-masing sebesar 3,28 persen.

Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) pada Juli 2024 adalah sebesar 0,37 persen. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi y-to-d pada Juni 2024 yaitu sebesar 0,52 persen.

Pada tingkat inflasi Juli 2024, y-to-y kelompok makanan, minuman, dan tembakau justru memberikan kontribusi inflasi sebesar 5,45 persen. "Kenaikan harga beras, kopi bubuk, sigaret kretek mesin, gula pasir, dan ikan lele menjadi pendorong utama inflasi pada kelompok ini," terangnya.

Namun jika dilihat lebih rinci, sambung Atas Parlindungan Lubis, terdapat perbedaan tingkat inflasi di antara empat kabupaten/kota IHK yang diamati oleh BPS Provinsi Lampung, yaitu Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Mesuji, Kota Bandarlampung, dan Kota Metro. 

Kabupaten Lampung Timur tercatat tingkat inflasi tahunan (y-on-y) tertinggi sebesar 3,63 persen. Sementara Kabupaten Mesuji memiliki tingkat inflasi terendah sebesar 1,73 persen.

Untuk inflasi bulanan (m-to-m), Kabupaten Lampung Timur juga mengalami deflasi tertinggi sebesar 0,46 persen, sedangkan Kota Bandarlampung mencatat deflasi terendah sebesar 0,01 persen.

Kategori :