Eksekutif dan Legislatif Lampura Saling Sikut
Tokoh masyarakat Nero Kunang dan Akuan Abung saat meninjau lokasi pembangunan pabrik tapioka. -FOTO SASTRA SUDADI/RLMG -
"Boleh kan pabrik singkong berdiri di situ. Komoditi singkong banyak, jadi menunjang ekonomi masyarakat setempat. Kecuali pabrik karet, kan keliru tidak menunjang namanya karena di sana nggak banyak hasil karetnya," ucap Lekok.
Di sisi lain, rencana berdirinya pabrik pengolahan singkong tersebut juga mendapat dukungan dari sejumlah tokoh masyarakat. Salah satu tokoh masyarakat Abung Kunang, Nero Jelly Agung Putra Kunang, sangat mendukung pembangunan pabrik singkong tersebut.
“Hal semacam ini sangat baik untuk kita. Selain menambah income untuk wilayah, tentunya menambah lapangan pekerjaan untuk masyarakat," kata Nero Kunang.
Diketahui, perusahaan tersebut rencananya membangun pabrik pengolahan tepung tapioka berbahan baku singkong di lahan seluas 39 hektare.
Oleh sebab itu, dirinya berharap agar masyarakat setempat maupun pemerintah dapat mendukung berdirinya perusahaan tersebut, demi kemajuan masyarakat Kabupaten Lampura.
"Jika ada investor yang mau membangun usaha kenapa harus dilarang. Warga sudah menyetujui, izin sudah ada, maka dari itu pemerintah wajib mendukung. Saya mendukung penuh karena Way Kunang tanah kelahiran saya," tegas Nero.
Ia menambahkan, pembangunan ini juga merupakan kebanggaan bagi masyarakat Lampura. Di tengah banyak kesan negatif tentang daerah ini, justru ada investor yang mau membangun usaha.
“Kita harus bangga dengan adanya keinginan investor membangun usahanya di wilayah kita, karena tentu tidak mudah mendatangkan investor untuk ikut mengembangkan kabupaten tertua ini,” tandasnya.
Sementara itu, Rahmat, salah satu pihak eksternal perusahaan, mengatakan saat ini pihaknya telah mendapatkan rekomendasi dari Pemkab Lampura untuk mendirikan pabrik tersebut. ’’Perizinan sudah kita kantongi, tinggal menunggu amdal dari Pemprov Lampung," katanya.
Bukan hanya itu, sambung Rahmat, untuk mendirikan pabrik pihaknya juga sudah mengantongi izin dari kementerian. Bahkan, masyarakat setempat juga tidak keberatan atas pembangunan pabrik.
Dijelaskannya, perusahaan tersebut nantinya juga mengelola ampas singkong menjadi biogas. ’’Sementara untuk limbahnya nanti kita kelola sendiri dengan sistem reverse osmosis (RO)," jelasnya saat mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat di Kiyo Cafe Kotabumi.
Diketahui, pertemuan itu dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Lampura seperti Chaerun Abung, Akuan Abung, Ketua Laskar Lampung Nero Kunang, Adi Candra, perwakilan masyarakat Way Kunang dan perwakilan perusahaan. (ozy/c1/fik)