Sehat Menjelang Puasa Ramadan, Ini Kata pakar Kesehatan!
FOTO FREEPIK/GARAKTA_STUDIO--
SEBELUM memasuki bulan puasa Ramadan, ada beberapa hal yang penting untuk dipersiapkan. Puasa Ramadan bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari, tetapi juga tentang mempersiapkan diri secara fisik, mental, dan spiritual.
Dengan begitu, penting untuk memastikan kesehatan tubuh dengan baik sebagai bentuk persiapan yang matang dalam menjalani puasa Ramadan dengan nyaman.
Dilansir dari Antara pada Kamis (7/3), Dokter Ngabila Salama, M.K.M., seorang praktisi kesehatan masyarakat dan staf di bidang teknis komunikasi transformasi kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengungkapkan bahwa puasa Ramadan dapat memberikan manfaat bagi tubuh. Bahkan manfaat tersebut akan hadir bagi penderita penyakit sekalipun.
BACA JUGA:Mudah Dilakukan, Ini Enam Amalan Selama Ramadan
’’Puasa itu menyehatkan badan. Kita yang sehat saja makin tambah sehat dengan berpuasa. Teman-teman yang punya komorbid juga harus yakin puasa itu menyehatkan badan,” ujar Ngabila dalam webinar Tips Puasa ala CERDIK oleh Kemenkes yang dipantau di Jakarta, Kamis (7/3).
Ngabila menjelaskan bahwa puasa memberikan manfaat dalam menstabilkan tekanan darah, gula darah, kolesterol, serta memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi.
Namun, penting bagi beberapa kelompok untuk mempertimbangkan kesehatan mereka sebelum memulai puasa, terutama selama bulan suci Ramadan yang berlangsung selama satu bulan penuh.
BACA JUGA:Jarang Dilakukan, Ini Manfaat Merendam Kaki di Air Dingin
Ngabila menyarankan bagi individu yang menderita penyakit untuk mengonsultasikan kondisi kesehatannya dengan dokter atau di fasilitas kesehatan terdekat sebelum menjalani ibadah puasa.
Dokter akan memberikan saran apakah pasien perlu melanjutkan penggunaan obat, serta memberikan petunjuk terkait dosis dan waktu konsumsi yang tepat.
Ngabila menekankan bahwa hal ini penting untuk dilakukan, pasalnya aktivitas puasa dapat mengubah metabolisme tubuh seseorang akibat adanya perubahan pola makan, minum, dan istirahat.
’’Penderita penyakit, termasuk bagi ibu hamil dan ibu menyusui, disarankan konsultasi terlebih dahulu. Mereka butuh supervisi, kebutuhan nutrisi bagi janin juga harus dipenuhi,” ungkapnya.
Ngabila menyarankan untuk menyesuaikan waktu sahur dengan waktu yang telah ditetapkan untuk memastikan puasa berjalan lancar hingga berbuka.
Ngabila mencatat bahwa banyak orang cenderung sahur dini hari karena ingin beristirahat lebih lama dan bersiap untuk hari kerja di esok harinya.