One of the Standards of Beauty
-Ilustrasi Sketchpedia/Freepik-
"Lantas mengapa kau kabur dari mereka? Beranilah untuk menghadapi mereka."
"Baiklah," ucapku dengan lemas.
Ketika aku sampai di sekolah, masih ada sisa 11 menit sebelum bel berbunyi. Aku hanya menghabiskan waktu di kelas dengan membaca ulang buku tugas dan sekali-kali berbincang dengan Asteria.
Teeetteeeteettt....
Jam sudah menunjukkan pukul 07.45, tetapi tidak ada guru yang masuk ke dalam kelas. Ternyata para guru rapat mendadak sehingga waktu untuk masuk kelas diundur. Masih ada tiga jam lagi sebelum kelas dimulai. Kuhabiskan waktu itu membaca buku di dalam kelas dan menyantap bekal yang kubawa.
Sekarang waktu pun sudah menunjukkan pukul 10.45. Saatnya kelas geografi Mrs. Siscka dimulai.
"Selamat pagi, semua."
"Selamat pagi juga, Mrs.," ucap kami serentak.
Setelah mengecek kehadiran, Mrs. Siscka langsung menghujami kami dengan tugas per kelompok. "Karena saya ada keperluan, tugas hari ini adalah membuat kelompok yang berisikan enam anggota sesuai dengan presensi dan tugasnya adalah menggambar salah satu negara yang ada di dunia. Kumpulkan di pertemuan selanjutnya. Selamat mengerjakan," kata Mrs. Siscka, lalu ia melangkah keluar ruang kelas.
"Hei, Dekil. Pulang sekolah kamu carikan keperluan kita untuk menggambar peta, ya!" perintah seorang gadis berambut pirang atau yang sering dipanggil Licy, salah satu gadis yang sering mengejekku.
"Maaf Licy, bukannya menolak, tapi aku tidak mempunyai kendaraan dan uang untuk mencari perlengkapannya," sahut Gitta.
"Ah, bukankah kamu pindahan dari luar negeri? Pasti kamu mempunyai uang saku yang banyak! Kendaraan umum juga sudah banyak! Cari alasan saja!"
"Maaf, Licy."
"Heh, kamu membantah!"