One of the Standards of Beauty
-Ilustrasi Sketchpedia/Freepik-
"Iya, sesampainya di Indonesia Mama langsung mendaftarkanku ke sekolah ini."
"Jadi begitu ceritanya. Kamu murid kelas berapa, Ria?" sambungku lagi.
"Kelas 4. Kalau kamu sendiri kelas berapa?" tanyanya lagi.
"Kelas 4 juga. Wow, berarti kita sekelas dong!" jeritku.
"Ya, sudah. Yuk, kita ke kelas. Bel sudah berbunyi dari tadi tahu," kata Asteria sambil menarik tanganku menuju kelas.
Lalu, kami memasuki ruang kelas dan alangkah terkejutnya kami. Ternyata sudah ada guru yang sedang mengecek murid satu per satu.
"Permisi, Bu," ucap kami berdua.
Sontak seluruh murid di kelas menengok ke arah kami. Aku melihat ke arah mereka dengan tatapan bingung karena mereka menatapku dengan tatapan mencemooh.
"Asteria. Silakan duduk, Nak," ujar Bu Guru menyilakan temannya.
"Kamu murid baru, Nak? Bagaimana jika kamu memperkenalkan dirimu terlebih dahulu kepada teman-teman barumu?" pinta Bu guru dengan nada yang begitu halus.
"Hai, semua! Namaku Sagitta Sarpens. Aku pindahan dari Belanda. Semoga kita bisa berteman dengan baik, ya," ujarku ramah.
Lagi-lagi tatapan seperti itu lagi yang mereka berikan. Aku tidak tahu mengapa mereka menatapku dengan begitu. Ibu guru yang mengerti akan suasana kelas lalu menyuruh untuk duduk di bangku.
"Semoga kamu betah, ya, di sini. Kamu bisa duduk di sebelah Asteria."
"Ternyata kita sebangku, ya," kataku.
"Betul, aku sangat senang bisa menjadi teman sebangkumu," ujar Asteria.