Fashion Indonesia Dilirik Dunia

FASHION: Melalui program inkubator PINTU, kerja sama antara Indonesia dan Prancis semakin erat, ditandai dengan penyelenggaraan Seminar Fesyen dan Kerajinan di Institut Français Indonesia (IFI) Thamrin, Jakarta, Selasa (29/7).-FOTO ISTIMEWA-
Prancis Akui Pasar RI Selalu Stylish
JAKARTA – Industri mode Indonesia kembali menjadi sorotan dunia. Hal ini setelah program inkubator PINTU, kerja sama antara Indonesia dan Prancis semakin erat.
Hal tersebut ditandai dengan penyelenggaraan Seminar Fesyen dan Kerajinan di Institut Français Indonesia (IFI) Thamrin, Jakarta, Selasa (29/7). Acara ini dihadiri ratusan desainer, perajin, pendidik, dan pelaku industri fesyen dari kedua negara.
Seminar terbagi dalam dua sesi: pagi diisi 15 lokakarya bertema mode berkelanjutan, sejarah mode dan narasi budaya, hingga penataan gaya dan etika produksi; siang harinya dilanjutkan sambutan resmi dari Dubes Prancis Fabien Penone, Menparekraf Teuku Riefky Harsya, dan Ketua JF3 Soegianto Nagaria.
BACA JUGA:Konflik Pertanahan di Lampung Mengemuka, Pengamat: Tata Kelola Agraria Belum Tertib
Sorotan utama jatuh pada Alain Soleil, Direktur Ecole Duperré Paris, yang memaparkan tren budaya dan estetika global dari perspektif Paris.
Kolaborasi ini merupakan tindak lanjut penandatanganan MoU antara Ecole Duperré dan PINTU saat kunjungan kenegaraan Presiden Prancis ke Indonesia Mei lalu.
Sesi berikutnya menampilkan Simpwati Simarno, Managing Director Louis Vuitton Indonesia, yang blak-blakan memuji pasar Tanah Air.
“Banyak kawan-kawan saya bertanya, mengapa setiap kali orang Indonesia datang ke gerai kami, mereka selalu meminta yang terbaru dan terbaik. Bahkan mereka ingin produk yang terbatas,” ungkapnya.
“Saya jawab, karena semuanya serba terhubung. Mereka bisa update dengan tren fashion terkini, termasuk yang sedang menjadi tren global,”ucapnya.
Thresia Mareta, Founder LAKON Indonesia, turut menggarisbawahi pentingnya kreativitas yang tetap berpijak pada budaya.
“Kalau bicara budaya, maka akan melibatkan banyak hal di dalamnya: barang, cara berpikir, wisdom, kebijakan, dan ilmu pengetahuan. Kita harus punya kreativitas tanpa kehilangan identitas,” tegasnya.
“Goal besar dari LAKON adalah menghadirkan PINTU sebagai platform industri mode terpadu dan unggulan yang mendorong generasi muda untuk bertumbuh dan mengeksplorasi budaya,” katanya.
Selain paparan narasumber, dua panel diskusi utama menyita perhatian: “Enduring Threads”, tentang pelestarian tenun tangan Indonesia dan sulaman haute couture Prancis, serta “Fashion’s Green Threads”, yang mengulas komitmen fesyen berkelanjutan dengan pembicara dari Oscar Lawalata dan Louise Marcaud.