Jalinsum Rusak akibat Truk Batu Bara

RADAR - BACA KORAN--

BANDARLAMPUNG – Sepanjang Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Provinsi Lampung dari Waykanan ke Bandarlampung atau sebaliknya terdapat banyak kerusakan. Terutama pada bagian lajur jalan sebelah kiri dari arah Waykanan ke Bandarlampung atau sebelah kanan dari arah Bandarlampung ke Waykanan. Yaitu mulai hanya retak dan bergelombang karena material jalannya bergeser posisi hingga terdapat banyaknya lubang menganga dengan diameter satu sampai dua meteran. 

Menjadi pertanyaan, kenapa kerusakannya tersebut didominasi pada bagian lajur jalan sebelah kiri dari arah Waykanan ke Bandarlampung atau sebaliknya, sebelah kanan dari  Bandarlampung ke Waykanan?

Hasil investigasi Radar Lampung, kerusakannya ternyata diakibatkan kendaraan bermuatan overkapasitas atau over dimension over load (ODOL). Salah satu di antaranya yang diduga kuat yaitu truk pengangkut batu bara. 

Beberapa narasumber juga menyebut truk-truk pengangkut batu bara dari Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel), ke Panjang, Bandarlampung, tersebutlah yang dalam 24 jam setiap harinya kerap melintas dengan bebas. Meski menurut para sumber, ada juga kendaraan ODOL pengangkut kebutuhan lainnya yang melintas, tetapi tidak sebanyak dan serutin truk mengangkut batu bara.

Di Jalinsum yang membentang dari Waytuba hingga Gununglabuhan, Kabupaten Waykanan, misalnya, beberapa titik kerusakan jalan akibat truk ODOL diperparah dengan adanya pembongkaran oleh rekanan untuk diperbaiki tetapi tidak disegerakan. Ini sebagaimana juga diakui Kepala Dinas Perhubungan Waykanan Ketut Artike.

Bahkan, menurut dia, adanya jalan rusak yang digali rekanan atau petugas untuk diperbaiki namun sudah berminggu-minggu ini belum juga ditambal kembali kerap menyebabkan lakalantas. Khususnya bagi pengendara yang belum mengetahui kondisi jalan. 

"Setahu saya, kondisi jalan lintas tengah Sumatera yang membelah Waykanan saat ini ada beberapa titik yang sudah dibongkar (akibat rusak karena dilalui kendaraan ODOL, red) oleh rekanan pemerintah. Tetapi belum juga ditambal kembali, itu yang kerap menyebabkan kemacetan," ujarnya, Sabtu (19/7).

Namun karena jalan itu adalah jalan nasional, tandas Ketut, pihaknya tidak memiliki kompetensi guna memberikan teguran ataupun hal lain. ”Karena itu sepenuhnya adalah kewenangan dari Pemerintah Pusat. Kecuali kalau BPTD (Balai Pengelola Transportasi Darat) meminta kepada kita untuk mendampingi melakukan penertiban. Namun sejak tahun 2003 sampai sekarang, Dinas Perhubungan Kabupaten Waykanan belum pernah mendapatkan ajakan penertiban tersebut," imbuh Ketut. 

Sementara dikonfirmasi tentang aktivitas truk ODOL, Kasatlantas Polres Waykanan AKP Asep Suhendi K. dengan tegas menyatakan pihaknya secara kontinyu terus melakukan sosialisasi tentang regulasi yang ada kepada para sopir untuk disampaikan kepada pengusaha angkutan.  "Ini kan jalan nasional, yang paling berkepentingan melakukan penertiban tentang hal ini adalah BPJN atau BPTD. Namun demikian, Polres Waykanan secara terus-menerus melakukan imbauan dan sosialisasi tentang perlunya mematuhi peraturan. Dan memang untuk menertibkan persoalan ini perlu adanya kerjasama para pihak terkait. Bukan hanya perusahaan akuntan, mereka juga perusahaan-perusahaan yang produksinya dibawa oleh angkutan tersebut," tegas AKP Suhendi K.

Kerusakan jalan mulai retak, bergelombang, hingga berlubang akibat kerapnya dilalui armada truk Fuso bermuatan batu bara juga terdapat di sepanjang Jalinsum, Kabupaten Lampung Utara (Lampura).  Akibatnya, banyak kendaraan sepeda motor sering terjadi kecelakaan lalu lintas ketika terperosok di jalan bergelombang dan berlubang tersebut. 

"Udah tidak terhitung. Kebanyakan sepeda motor yang terjadi kecelakaan tunggal akibat kondisi jalan yang rusak. Itu dikarenakan truk Fuso bermuatan batu bara melintas di sepanjang jalan ini," kata Ridho Kurniawan (43), salah seorang warga Desa Buminabung, Kecamatan Abung Barat, Minggu (21/7).

Dikatakannya, jalan yang rusak dan bergelombang ini tepat berada di sebelah kiri. Itu dikarenakan truk batu bara yang melintas dari arah Bukit Kemuning menuju Bandarlampung.  "Coba dilihat sendiri, kalau jalan sebelahnya kan baik-baik aja. Jalan ini rusak akibat dilintasi kendaraan yang super berat, apa lagi kalau bukan batu bara yang konvoi melintas jalan ini," tandasnya.

Senada dikatakan Hermawan (51), warga Bukit Kemuning, Kabupaten Lampura. Menurutnya, pemerintah dan aparat terkait tidak bisa tinggal diam dan tutup mata saja. Kendaraan yang melebihi tonase harus segera ditertibkan.  "Apalagi malam hari. Konvoi truk-truk batu bara ini melintas luar biasa padatnya. Sampai-sampai kalau truk itu melintas, warga yang rumahnya di sepanjang jalan ini merasakan getaran yang cukup menganggu istirahat," terangnya.

Pantauan langsung Radar Lampung di Lampura, kondisi kerusakan jalan berlubang dan bergelombang juga terdapat di Desa Balangan, Kecamatan Abung Barat, serta Desa Blambangan Kecamatan Blambangan Pagar.  Menurut warga sekitar, Rano, kerusakannya sudah cukup lama, bahkan jalan dipenuhi lubang itu kerap kali menimbulkan kecelakaan bagi pengendara yang melintas. "Jalan ini pernah diperbaiki pada Idul Fitri lalu, namun rusak kembali karena muatan mobil -mobil batu bara melebihi kapasitas,"ujarnya.

Tag
Share