Jalinsum Rusak akibat Truk Batu Bara

RADAR - BACA KORAN--

Menurutya, kerusakan jalan ini akan terus terjadi apabila truk-truk batu bara masih melintas. Karena itu, ia berharap kepada dinas terkait untuk menertibkan truk-truk batu bara tersebut.

"Meskipun ada perbaikan, tapi kalau mobil batu bara masih melintasi, percuma Bang. Tapi kalau mobil batu bara dihentikan, maka berdampak angka kecelakaan akibat jalan rusak berat itu bisa menurun,” ucapnya seraya mengatakan selama ini kalau malam entah sudah berapa banyak pengendara sepeda motor dan mobil yang mengalami kecelakaan karena jalan berlubang dan bergelombang di jalan tersebut.

Tak luput, kondisi serupa juga di Jailntengsum sepanjang Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng). Beberapa titik ruas Jalinsum di kabupaten ini terpantau berlubang. Ada juga yang dalam kondisi tidak rata akibat penanganan tambal sulam serta amblas diduga tidak kuat menahan beban tonase truk-truk pengangkut batu bara seperti hasil pantauan Radar Lampung.

Kondisi jalan rusak salah satunya terpantau di ruas Jalinsum kawasan Terbanggi Agung, Gunung Sugih. Meski tak begitu besar, namun lubang yang ada cukup mengganggu pengendara yang melintas. Tambal sulam jalan pun cukup banyak tersebar di daerah tersebut.

 

Beberapa kilometer menuju arah Bandarlampung, kondisi jalan rusak juga terpantau di kawasan Bulusari, Bumiratu Nuban. Ya, beberapa meter setelah melintasi Balai Desa Bulusari, laju kendaraan wajib melambat lantaran kondisi jalan yang rusak. Bahkan beberapa kali warga sekitar secara swadaya berusaha menimbun jalan di lokasi tersebut.

Swartini (55), salah saorang warga sekitar, menyebut kerusakan jalan di kawasan tersebut kerap menyebabkan kendaraan roda dua terjatuh. Belum lama ini bahkan ada salah seorang warga sekitar meninggal dunia pasca terjatuh di kawasan tersebut.

"Iya, kerusakan jalan sudah sempat makan korban. Ada pemuda meninggal dunia setelah jatuh dari motor. Padahal dia bentar lagi mau menikah," ujar Swartini yang berharap segera ada solusi agar jalan tersebut tak lagi rusak.

Menurut Swartini, banyaknya truk pengangkut batu bara melintas dengan tonase melebihi batas diduga kuat menjadi penyebab rusaknya jalan. "Sering banget truk dengan muatan tinggi-tinggi lewat," ungkap Swartini.

Sekitar 5 kilometer dari Balai Desa Bulusari, pengendara juga dipaksa harus super hati-hati. Meski tak banyak lubang, namun kondisi jalan bergelombang dan amblas cukup membahayakan kendaraan.

Kondisi Jalinsum rusak di Lamteng juga cenderung hanya terpantau di sisi ruas jalan menuju arah Bandarlampung. Sejumlah warga menduga itu akibat ulah truk pengangkut batu bara yang melintas dari arah Sumatera Selatan.

"Kalau kita jeli, ada beberapa truk besar mengangkut batu bara dari arah Sumatera Selatan. Jadi besar kemungkinan itu yang menyebabkan satu sisi jalan di sini amblas. Sedangkan, sisi sebelahnya tidak," ujar warga sekitar yang enggan disebut namanya.

Saat dikonfimasi, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Lampung Tengah Andy RPA mengaku telah berupaya keras menghalau kendaraan ODOL melintas di Jalinsum Lamteng. Pihaknya pun mengaku telah berulang kali melalukan sosialisasi baik kepada pihak perusahaan angkutan barang maupun dengan turun ke jalan bersama tim gabungan.

Sementara dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya para pengemudi kendaraan angkutan barang terhadap pentingnya keselamatan berlalu lintas, Satlantas Polres Lampung Tengah mengaku telah menggelar kegiatan bertajuk 'Polantas Menyapa' dalam rangka Operasi Patuh Krakatau 2025.

Kasat Lantas Polres Lampung Tengah Iptu Wahyu Dwi Kristanto menuturkan, ’Polantas Menyapa' salah satunya mereka gelar pada pada Jumat siang, 18 Juli 2025, di Rumah Makan Rahayu, Kampung Bulu Sari, Kecamatan Bumi Ratu Nuban.

Tag
Share